Terhambat Kondisi Geografis

Selasa, September 18, 2007

Kondisi masyarakat papua yang tinggal berpencar-pencar diwilayah terpencil menjadi kendala pembangunan pendidikan. Perlu pendekatan khusus merangkul suku-suku terasing

Kebijakan Gubernur Papua, Barnabas Suebu, di bidang pendidikan memang sangat populis. Barnabas menekankan program pembangunan pendidikan dengan langsung menyentuh rakyat Papua hingga ke pelosok. Agaknya, Barnabas menyadari bahwa rakyat Papua tertinggal cukup jauh di bidang pendidikan dibandingkan dengan rakyat Indonesia lainnya di luar Papua. Karena itu, Gubernur berharap, pembangunan pendidikan dimulai dari kampung-kampung, tempat tinggal rakyat Papua kalangan bawah.

Namun, dalam pelaksanaannya, program "pendidikan mulai dari kampung" itu menghadapi kendala yang lumayan pelik. Maklum, kondisi geografis Papua dengan masyarakatnya yang terpencar-pencar, hanya bisa dicapai dengan angkutan udara. Prasarana jalan darat belum ada, dan penerbangan pesawat-pesawat kecil sangat tergantung kondisi cuaca, selain tentunya lebih mahal.

Kendala itu dirasakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Papua. Lebih-lebih, wilayah kerja LPMP Papua yang berkantor di Jayapura itu, meliputi dua wilayah provinsi, yakni Provinsi Papua dan Irian Jaya Barat (Irjabar). "Selain kondisi geografis yang masih sulit, masyarakat Papua juga banyak yang masih tinggal di hutan-hutan sebagai suku terasing, sehingga perlu pendekatan khusus untuk merangkul mereka," kata Johnny R. Polimpung SE, MM, PLH ketua LPMP Papua.

Kendala lain yang dihadapi, kata Jhon, kualitas sumber daya manusia bidang pendidikan di Papua masih harus ditingkatkan lagi. "Guru-guru masih terkungkung pada pola-pola pengajaran tra d isiona I. Karena minimnya pelatihan dan pembinaan bagi para guru terutama yang bermukim di daerah maka akses informasi pun tidak selancar guru di kota," tutur Jhon.

Namun, mengenai dana pendidikan, John tidak terlalu menganggapnya sebagai kendala. "Alokasi dana untuk pengembangan pendidikan di Papua sudah cukup memadai/'ujar Jhon. Namun, pemanfaatannya terhambatoleh persoalan-persoalan geografis dan kurangnya sumber daya manusia tadi.

LPMP Papua tentu punya tugas mengikis semua kendala-kendala yang dihadapi untuk meningkatkan mutu pendidikan rakyat Papua. "Karena kondisi Papua sangat berbeda dengan kondisi wilayah lain Indonesia, agaknya harus ada perlakuan khusus terhadap otonomi pendidikan di Papua," kata Jhon. Selama ini, pemerintah pusat di Jakarta, dalam menerapkan kebijakannya di bidang pendidikan, memang selalu menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tiap-tiap provinsi, sesuai dengan tingkat kesulitan yang dihadapi.

LPMP Papua, selama ini terus berupaya menggenjot mutu pendidikan dengan berbagai program dan kegiatannya. Antara lain melakukan pembimbingan yang bekerjasama dengan dinas pendidikan dan pendampingan dalam penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dan seminar untuk para guru.

Menjaga kerjasama atau kemitraan dengan Dinas Pendidikan Provinsi Papua juga merupakan agenda kerja LPMP Papua. Meskipun tidak bertanggung jawab kepada dinas pendidikan di tingkat provinsi, LPMP tentu harus berjalan seiring dalam hubungan yang sinergis, dengan dinas pendidikan, termasuk dinas-dinas di tingkat kabupaten. "LPMP membutuhkan kerjasama yang erat dengan banyak pihak, seperti dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota, terutama dalam pendampingan KTSP dan pendekatan kesekolah binaan/'jelasJhon. Saat ini LPMP Papua memiliki 126 orang tenaga, meliputi 22 orang tenaga fungsional atau widyaiswara dan 104 tenaga struktural. "Meskipunjumlah tenaga widyaiswara jauh dari jumlah ideal, namun sejauh ini kami bisa menjalankan tugas-tugas lembaga dengan baik," kata Jhon.

Jhon yakin, melalui pendidikan, masyarakat Papua bisa menyusul saudara-saudaranya di wilayah lain Indonesia yang sudah lebih maju taraf hidupnya.
--------------------------------------
Sumber: http://www.pmptk.net, 19 Juni 2007

0 komentar:

Posting Komentar

Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email:
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
 
 

Visitors

Pengikut