Wakil Menteri Pendidikan: Fasli Jalal, Si Dokter Cerdas

Rabu, Januari 06, 2010

Sebagai dokter, Fasli tak melepas kariernya di bidang pendidikan.

Fasli Jalal ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Wakil Menteri Pendidikan. Pria yang menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi sejak akhir November 2007 itu akan dilantik pukul 14.00, Rabu, 6 Januari 2010.

Lahir di Padang Panjang, 1 September 1953, semenjak muda Fasli tumbuh sebagai sosok yang cerdas dan berprestasi. Ia menjadi mahasiswa teladan Universitas Andalas pada 1977 dan lulusan terbaik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas pada 1982.

Selepas lulus dari perguruan tinggi, Fasli menekuni profesinya sebagai dokter di sejumlah tempat di Sumatera Barat. Namun, Fasli tak melepas kariernya di bidang pendidikan. Sejak 1982, Fasli menjadi pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Pada 1987, saat menempuh pendidikan doktoral di Universitas Cornell, Ithaca, New York, ia juga menjadi staf dosen dalam bidang gizi.

Sepulang dari Amerika, kariernya mulai menanjak dengan jabatan Kepala Bagian Gizi pada Biro Kesehatan dan Gizi, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 1991. Selama sembilan tahun, Fasli berkarier di Bappenas.

Kariernya di Departemen Pendidikan dimulai pada pertengahan tahun 2000. Kala itu, Fasli membuat lompatan sebagai Staf Ahli Menteri Pendidikan Nasional Bidang Sumber Daya Pendidikan. Setahun kemudian, ia diangkat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. Dan sebelum mengemban jabatan sebagai Dirjen Dikti, ia menjadi Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan periode Mei 2005 hingga Oktober 2007.

Sepanjang kariernya, Fasli juga kerap mewakili Indonesia sebagai pembicara di forum-forum internasional yang berhubungan dengan pendidikan. Di sela tugasnya, ia juga menulis makalah ilmiah yang disajikan di forum nasional dan internasional. Ia juga menjadi penulis dan editor dari beberapa buku, majalah ilmiah dan majalah ilmiah populer.

Sementara dari hasil pernikahannya dengan Dr Gusnawirta Taib, S.Pd., M.Pd., Fasli dikaruniai tiga anak yaitu Fitra Ifana (mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia), Anisa Ifana (Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia), dan Wahyu Figura (Mahasiswa ITB).

Mulai pukul 14.00 siang nanti, Fasli akan resmi menjabat sebagai wakil menteri pendidikan. Selanjutnya, dokter cerdas itu akan memulai tugas baru mendampingi Menteri Pendidikan M Nuh.
Sumber: http://politik.vivanews.com/news/read/118900-fasli_jalal__si_dokter_cerdas


BACA TRUZZ...- Wakil Menteri Pendidikan: Fasli Jalal, Si Dokter Cerdas

Yang Menjanjikan di Tahun 2010 : Beasiswa Kuliah sampai Lulus, judul Untuk 20 Ribu Orang

Kabar gembira untuk siswa-siswi SMA sederajat yang lulus di 2010 ini. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menjanjikan beasiswa bernama BIDIK MISI bagi 20 ribu siswa di Indonesia yang berprestasi dan dari keluarga kurang mampu. Bentuknya jaminan biaya kuliah hingga tuntas, baik pada Diploma III, Diploma IV, ataupun jenjang Strata I. Bahkan biaya hidup per bulan pun turut dijamin.

Lebih menggembirakan lagi, siswa calon penerima bisa memilih maksimal dua program studi baik dalam satu perguruan tinggi atau di dua kampus yang berbeda. Sebanyak 104 perguruan tinggi negeri di Indonesia, baik yang bernaung di Departemen Pendidikan Nasional maupun Departemen Agama, telah terikat kerjasama sebagai penyelenggara beasiswa ini dan hampir semua program studinya boleh dipilih.

Terkait besaran beasiswa, dalam panduan yang dirilis Dirjen Dikti disebutkan besarnya mencapai Rp 5 juta per semester. Rinciannya; untuk biaya hidup ditetapkan dalam kisaran Rp 500 ribu sampai Rp Rp 700 ribu per bulan; sedang biaya pendidikan yang diterima oleh kampus penyelenggara dihitung dari setiap penerima berada dikisaran Rp 800 ribu – Rp 2 juta per semester.

Hampir semua kalangan kampus mengapresiasi program ini. Dr H Agus Maimun MPd, Pembantu Rektor III Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang menilai program ini sebagai kebijakan yang revolusiner. Untuk kali pertama pemerintah memberikan jaminan biaya pendidikan sekaligus biaya hidup secara penuh bagi lulusan SMA untuk bisa melanjutkan studi di perguruan tinggi.

“Dibilang revolusioner sebab beasiswa ini akan menepis anggapan bahwa untuk kuliah itu biayanya mahal. Istilahnya, anak sekolah sekarang belajar saja yang baik dan giat agar bisa berprestasi, urusan biaya untuk kuliah, negara sudah menanggung,” tegas Agus Maimun.

Pandangan serupa diungkap Prof Dr Ir Bambang Suharto MS, Pembantu Rektor I Universitas Brawijaya yang menilai beasiswa ini memiliki semangat memutus rantai kemiskinan. Dengan adanya jaminan dan kesempatan yang sama untuk kuliah, diharapkan ke depan ada perbaikan kualitas kehidupan bagi si anak sekali yang selanjutnya bisa mengangkat perekonomian keluarga.

“Bila kemiskinan lahir dari kebodohan maka beasiswa ini mencoba untuk memutus akarnya, yaitu kebodohan. Dengan kesempatan yang sama untuk bisa kuliah amat diharapkan ada kesempatan yang sama juga dalam memperbaiki kualitas hidup,” tegas Bambang Suharto.

Sayang sedikit, program beasiswa yang revolusioner dan lahir atas semangat mulia ini menyimpan kesan amat diskriminatif. Pasalnya tidak satupun perguruan tinggi swasta yang dilibatkan sebagai kampus penyelenggaran. Oleh praktisi pendidikan IKIP Budi Utomo Malang, Muhammad Yahmin MPd, ini menegaskan betapa pemerintah semakin tidak mengakui keberadaan PTS.

”Dalam UU BHP jelas disebut bahwa selain ada bentuk BHP Pemerintah, juga ada BHP Daerah dan BHP Masyarakat (dalam hal ini swasta –red). Adanya kebijakan yang tidak mengakomodir ketiga bentuk BHP ini tentunya sudah melanggar legal formal. Kenapa tidak sekalian saja diubah UU nya.” tegas Yahmin.
---------------
Sumber: http://www.koranpendidikan.com

BACA TRUZZ...- Yang Menjanjikan di Tahun 2010 : Beasiswa Kuliah sampai Lulus, judul Untuk 20 Ribu Orang

Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email:
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
 
 

Visitors

Pengikut