Penerimaan mahasiswa baru di Program Pendidikan Kedokteran Universitas Cenderawasih (Uncen) dilakukan sangat ketat. Pasalnya, mahasiswa yang diterima di program elite itu jumlahnya sangat terbatas.
Setiap tahun yang diterima hanya satu kelas, atau sekitar 50 orang saja. Namun, pada tahun akademik 2007/2008 ini akan diterima sekitar 70 orang.
Meski begitu, namun ada sejumlah informasi bahwa setiap mahasiswa baru yang akan diterima di program pendidikan dokter ini diwajibkan membayar biaya (menyogok) sekitar Rp 40 juta - Rp 50 juta setiap orang.
Bahkan, beberapa pegawai dosen dan pegawai Uncen sendiri mengakui adanya informasi sogok tersebut. Hanya saja mereka tidak bersedia dikorankan namanya.
“Memang ada informasi itu sudah lama berkembang, katanya jumlah yang diminta bervariasi, dan kalau tidak percaya cari orang tua calon mahasiswa yang tidak diterima atau diterima. Ada yang menyebutkan setiap siswa dimintai Rp 40 juta, ada juga mengatakan Rp 50 juta setiap orang. Pokoknya jumlahnya bervariasi,” kata salah satu dosen Uncen yang tidak mau dikorankan namanya.
Informasi itu juga dibenarkan oleh sejumlah pegawai Uncen yang sempat ditemui oleh Cenderawasih Pos, Selasa (7/8) kemarin. Hanya saja mereka juga tidak bersedia dikorankan namanya. “Memang ada informasi seperti itu. Tulis saja di koran, supaya kalau itu benar oknum-oknum yang melakukannya kapok,” tandas sumber yang tidak mau di korankan namanya.
Sementara itu Rektor Universitas Cenderawasih Prof. Dr. Bert Kambuaya, M.BA saat dikonfirmasi secara terpisah tentang adanya dugaan pungutan itu mengaku belum mendegar informasi itu. Dan dengan tegas mengatakan, bahwa penerimaan mahasiswa baru di program pendidikan kodekteran sama sekali tidak dikenakan biaya sebesar tersebut.
Oleh karena itu, jika memang ada oknum pegawai atau dosen yang melakukan itu maka pihaknya tidak segan-segan akan mengambil tindakan tegas. “Saya belum menerima informasi itu, dan tidak ada pungutan seperti itu bagi mahasiswa baru di kedokteran. Kalau itu memang ada maka saya akan tindak tegas,” tegas Kambuaya.
Menurutnya, setiap penerimaan mahasiswa baru khususnya di program pendidikan kedokteran dilakukan selektif mungkin. Bahkan, untuk penerimaan mahasiswa baru dilakukan tim khusus dan penyaringannya dilakukan di masing-masing kabupaten/kota se Papua.
“Setiap calon mahasiswa diterima di kedokteran benar-benar disaring, dan persetujuan penerimaannya saya yang tandatangan sehingga kalau informasi sogok itu tidak benar,” tandasnya. Sekedar dketahui, penerimaan mahasiswa baru di program pendidikan dokter Uncen ini dilakukan tidak melalui jalus Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) secara nasional, namum dilakukan khusus dengan seleksi local yang dilakukan panitia khusus.
Sumber:http://www.infopapua.com/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=4719&mode=thread&order=0&thold=0,Rabu, 8 Agustus 2007.
- Sorotan Khusus (68)
- Liputan Umum (40)
- Masalah Guru (32)
- Liputan (22)
- Mengubah Sekolah (20)
- Kebijakan Pendidikan (19)
- Kebudayaan (17)
- Bantuan Pendidikan (15)
- Mata Air Kehidupan (15)
- Fasilitas Pendidikan (14)
- Ekonomi Rakyat (12)
- Pendidikan Anak Usia Dini (11)
- Gagasan Liar Pendidikan (10)
- Membaca dan Menulis (10)
- Prestasi Mutiara Hitam (10)
- Pengetahuan Umum (9)
- Pendidikan Rakyat (8)
- Korupsi Dana Pendidikan (7)
- Liputan Pendidikan (7)
- Profil (6)
- Liputan Kegiatan KPP (5)
- Siswa Bicara (5)
- Cerita Rakyat Papua (4)
- Pendidikan Tinggi (4)
- Resensi Buku (4)
- Tokoh dan Gagasannya (4)
- Iptek (3)
- Persamaan Gender (3)
- Papua dalam Sastra (2)
- Psikologi Pembelajar (2)
- Kekerasan Pendidikan (1)
- Potret (1)
-
►
2011
(12)
- ► 06/12 - 06/19 (1)
- ► 05/15 - 05/22 (1)
- ► 03/27 - 04/03 (2)
- ► 03/20 - 03/27 (4)
- ► 03/13 - 03/20 (1)
- ► 03/06 - 03/13 (1)
- ► 02/13 - 02/20 (1)
- ► 01/09 - 01/16 (1)
-
►
2010
(58)
- ► 12/26 - 01/02 (1)
- ► 12/19 - 12/26 (1)
- ► 12/12 - 12/19 (1)
- ► 11/28 - 12/05 (1)
- ► 11/07 - 11/14 (5)
- ► 10/31 - 11/07 (1)
- ► 09/26 - 10/03 (1)
- ► 09/12 - 09/19 (1)
- ► 09/05 - 09/12 (1)
- ► 08/29 - 09/05 (3)
- ► 08/22 - 08/29 (2)
- ► 08/08 - 08/15 (1)
- ► 08/01 - 08/08 (1)
- ► 07/25 - 08/01 (5)
- ► 07/18 - 07/25 (4)
- ► 07/11 - 07/18 (6)
- ► 06/20 - 06/27 (3)
- ► 05/30 - 06/06 (2)
- ► 05/23 - 05/30 (1)
- ► 05/09 - 05/16 (1)
- ► 05/02 - 05/09 (7)
- ► 04/11 - 04/18 (1)
- ► 04/04 - 04/11 (3)
- ► 02/28 - 03/07 (1)
- ► 02/21 - 02/28 (1)
- ► 01/31 - 02/07 (1)
- ► 01/03 - 01/10 (2)
-
►
2009
(83)
- ► 12/06 - 12/13 (1)
- ► 11/29 - 12/06 (1)
- ► 11/22 - 11/29 (2)
- ► 10/25 - 11/01 (2)
- ► 10/18 - 10/25 (1)
- ► 10/04 - 10/11 (2)
- ► 09/13 - 09/20 (5)
- ► 09/06 - 09/13 (1)
- ► 08/16 - 08/23 (1)
- ► 08/02 - 08/09 (1)
- ► 07/19 - 07/26 (1)
- ► 07/05 - 07/12 (1)
- ► 06/28 - 07/05 (2)
- ► 06/14 - 06/21 (1)
- ► 05/31 - 06/07 (1)
- ► 05/17 - 05/24 (3)
- ► 05/10 - 05/17 (9)
- ► 05/03 - 05/10 (7)
- ► 04/26 - 05/03 (2)
- ► 04/19 - 04/26 (6)
- ► 04/12 - 04/19 (1)
- ► 03/29 - 04/05 (1)
- ► 03/22 - 03/29 (3)
- ► 03/08 - 03/15 (4)
- ► 03/01 - 03/08 (1)
- ► 02/15 - 02/22 (2)
- ► 02/01 - 02/08 (6)
- ► 01/25 - 02/01 (9)
- ► 01/18 - 01/25 (2)
- ► 01/04 - 01/11 (4)
-
►
2008
(155)
- ► 12/28 - 01/04 (4)
- ► 12/21 - 12/28 (3)
- ► 12/14 - 12/21 (2)
- ► 12/07 - 12/14 (6)
- ► 11/30 - 12/07 (1)
- ► 11/23 - 11/30 (5)
- ► 11/16 - 11/23 (3)
- ► 11/09 - 11/16 (19)
- ► 10/05 - 10/12 (1)
- ► 07/27 - 08/03 (5)
- ► 07/13 - 07/20 (3)
- ► 07/06 - 07/13 (2)
- ► 06/29 - 07/06 (8)
- ► 06/22 - 06/29 (3)
- ► 06/15 - 06/22 (8)
- ► 06/08 - 06/15 (4)
- ► 06/01 - 06/08 (4)
- ► 05/25 - 06/01 (8)
- ► 05/18 - 05/25 (8)
- ► 05/11 - 05/18 (7)
- ► 05/04 - 05/11 (7)
- ► 04/27 - 05/04 (3)
- ► 04/20 - 04/27 (6)
- ► 04/13 - 04/20 (1)
- ► 04/06 - 04/13 (2)
- ► 03/30 - 04/06 (1)
- ► 03/23 - 03/30 (7)
- ► 03/02 - 03/09 (4)
- ► 02/24 - 03/02 (4)
- ► 02/17 - 02/24 (1)
- ► 02/10 - 02/17 (3)
- ► 02/03 - 02/10 (4)
- ► 01/20 - 01/27 (2)
- ► 01/13 - 01/20 (6)
-
▼
2007
(89)
- ► 12/02 - 12/09 (2)
- ► 11/25 - 12/02 (5)
- ► 11/11 - 11/18 (19)
- ► 11/04 - 11/11 (10)
- ► 10/21 - 10/28 (1)
- ► 10/07 - 10/14 (2)
- ► 09/16 - 09/23 (20)
-
▼
09/02 - 09/09
(8)
- Kiat Mengatasi Krisis Guru Di Papua
- Dewan Pendidikan Nasional Dan Komite Sekolah Depar...
- Depdiknas Bentuk Konsorsium Sertifikasi Guru
- Pemogokan Guru SD di Nabire Berlanjut
- Murid SDN Bomomani Masih Duduk di Lantai
- Ada Sogok di Kedokteran Uncen?
- Guruku Sayang, Guruku Malang
- Mahasiswa Yogya Masih Menunggu Janji Pemda Nabire
- ► 08/19 - 08/26 (3)
- ► 08/05 - 08/12 (2)
- ► 07/29 - 08/05 (17)
Ada Sogok di Kedokteran Uncen?
Senin, September 03, 2007Diposting oleh Lembaga Pendidikan Papua
Label: Sorotan Khusus
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email: hansprie@gmail.com, Nomor HP: 081574768313. Yogyakarta dan sekitarnya hubungi Mateus Auwe, nomor HP: 081392188632/Dorce Pekey, nomor HP: 085279204099. Papua hubungi: Longginus Pekey, nomor HP: 081383763630. Email: selangkah_kpp@yahoo.com/ Yermias Degei, nomor HP:085354007469
0 komentar:
Posting Komentar