Ada Sogok di Kedokteran Uncen?

Senin, September 03, 2007

Penerimaan mahasiswa baru di Program Pendidikan Kedokteran Universitas Cenderawasih (Uncen) dilakukan sangat ketat. Pasalnya, mahasiswa yang diterima di program elite itu jumlahnya sangat terbatas.

Setiap tahun yang diterima hanya satu kelas, atau sekitar 50 orang saja. Namun, pada tahun akademik 2007/2008 ini akan diterima sekitar 70 orang.

Meski begitu, namun ada sejumlah informasi bahwa setiap mahasiswa baru yang akan diterima di program pendidikan dokter ini diwajibkan membayar biaya (menyogok) sekitar Rp 40 juta - Rp 50 juta setiap orang.

Bahkan, beberapa pegawai dosen dan pegawai Uncen sendiri mengakui adanya informasi sogok tersebut. Hanya saja mereka tidak bersedia dikorankan namanya.

“Memang ada informasi itu sudah lama berkembang, katanya jumlah yang diminta bervariasi, dan kalau tidak percaya cari orang tua calon mahasiswa yang tidak diterima atau diterima. Ada yang menyebutkan setiap siswa dimintai Rp 40 juta, ada juga mengatakan Rp 50 juta setiap orang. Pokoknya jumlahnya bervariasi,” kata salah satu dosen Uncen yang tidak mau dikorankan namanya.

Informasi itu juga dibenarkan oleh sejumlah pegawai Uncen yang sempat ditemui oleh Cenderawasih Pos, Selasa (7/8) kemarin. Hanya saja mereka juga tidak bersedia dikorankan namanya. “Memang ada informasi seperti itu. Tulis saja di koran, supaya kalau itu benar oknum-oknum yang melakukannya kapok,” tandas sumber yang tidak mau di korankan namanya.

Sementara itu Rektor Universitas Cenderawasih Prof. Dr. Bert Kambuaya, M.BA saat dikonfirmasi secara terpisah tentang adanya dugaan pungutan itu mengaku belum mendegar informasi itu. Dan dengan tegas mengatakan, bahwa penerimaan mahasiswa baru di program pendidikan kodekteran sama sekali tidak dikenakan biaya sebesar tersebut.

Oleh karena itu, jika memang ada oknum pegawai atau dosen yang melakukan itu maka pihaknya tidak segan-segan akan mengambil tindakan tegas. “Saya belum menerima informasi itu, dan tidak ada pungutan seperti itu bagi mahasiswa baru di kedokteran. Kalau itu memang ada maka saya akan tindak tegas,” tegas Kambuaya.
Menurutnya, setiap penerimaan mahasiswa baru khususnya di program pendidikan kedokteran dilakukan selektif mungkin. Bahkan, untuk penerimaan mahasiswa baru dilakukan tim khusus dan penyaringannya dilakukan di masing-masing kabupaten/kota se Papua.

“Setiap calon mahasiswa diterima di kedokteran benar-benar disaring, dan persetujuan penerimaannya saya yang tandatangan sehingga kalau informasi sogok itu tidak benar,” tandasnya. Sekedar dketahui, penerimaan mahasiswa baru di program pendidikan dokter Uncen ini dilakukan tidak melalui jalus Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) secara nasional, namum dilakukan khusus dengan seleksi local yang dilakukan panitia khusus.

Sumber:http://www.infopapua.com/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=4719&mode=thread&order=0&thold=0,Rabu, 8 Agustus 2007.

0 komentar:

Posting Komentar

Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email:
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
 
 

Visitors

Pengikut