Membangun pendidikan di Papua membutuhkan sentuhan kasih seorang guru. Sayangnya, nasib guru sendiri kadang selalu buruk.
Ketua KNPI Distrik Mamberamo Hulu, Yesaya Dude mengatakan, ini terjadi misalnya pada beberapa orang guru relawan di Kabupaten Mamberamo Raya yang tak pernah diperhatikan pemerintah.
“Bagaimana mereka (guru relawan) mau mengajar kalau sampai saat ini honor belum dibayar dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kabupaten Mamberamo Raya,” katanya kepada JUBI di Abepura, Jumat (30/4).
Barangkali dinas P dan K, katanya, perlu diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena tak pernah membayar guru-guru honor itu. “Hingga saat ini belum ada kejelasan, sementara dana tersebut sudah cair dari tahun 2009,” ungkapnya.
Dirinya menceritakan, akibat masalah ini, pendidikan di wilayah itu terkesan mandek. “Jangan-jangan dana untuk guru telah dipakai, jadi harus segera diusut,” tegasnya.
Ia menambahkan, sepengetahuannya dana untuk pendidikan sangat besar, yang disiapkan pemerintah daerah yakni sekitar 4 milyar. “Tapi kalau demikian, maka jangan salahkan jika guru-guru ini akhirnya meninggalkan tempat tugas,” kesalnya.
Yesaya yang juga pengurus LSM Papua Foundation ini menilai, jika memang ada yang salah dalam kebijakan tersebut, lewat organisasi yang ada, akan meminta KPK dan instansi terkait untuk segera memeriksa kepala dinas bersangkutan. “Kalau membangun Mamberamo Raya harus yang serius,” pesannya. (Eveerth Joumilena)
--------------
Sumber:http://tabloidjubi.com
0 komentar:
Posting Komentar