Seorang partner saya pernah bertanya “Pak, kok diajarkan semuanya ? Apa Bapak tidak takut nantinya setelah Bapak mengajarkan semua ilmu yang Bapak miliki mereka malah lupa pada Bapak, seperti kacang lupa pada kulitnya?” Hal ini terjadi karena ia melihat materi NLP Practitioner yang saya ajarkan lebih banyak dan lebih dalam pembahasannya, dibandingkan training sejenis di Indonesia. Saya katakan kepadanya ada empat alasan kenapa saya selalu total dalam memberikan sesuatu.
Pertama saya memiliki guru-guru yang luar biasa dalam hidup saya, Tung Desem Waringin, Krishnamurti, RH Wiwoho, James Gwee, Tim Hallbom (NLP Institute California), William Horton. Psy.D (NFNLP Florida), John Grinder (NLP Academy –London), Anthony Robbins, Stave G James (America Alliance of Hypnosis), Karl Nielsen (NLP & Coaching Institute Berlin), T Harv Eker dan Barnie Wee (Mind transformation Singapore), mereka selalu menjawab semua yang saya tanyakan dan tidak pernah menyembunyikan apa yang mereka ketahui. Karena semakin banyak memberi maka gelas, semakin kosong dan semakin kosong sebuah gelas,maka semakin banyak “air” yang bisa mengisinya.
Kedua, saya adalah orang yang terus belajar dan berkembang. Setiap tahunnya saya pasti melakukan upgrade keluar negeri jadi ilmunya pasti terus berkembang, oleh karena itu semua peserta NLP Practitioner dan Master practitioner saya diwajibkan untuk ikut kembali materi atau kelas yang sama pada angkatan berikutnya secara GRATIS. Ini bermanfaat untuk melakukan upgrade ilmu dan mengasah kembali “gergaji.”
Ketiga, saya balajar NLP Practitioner dari dua lembaga yang berbeda (NLP Institute -California, Mind transformation - Singapore) dan saya belajar NLP Master Practitioner dari tiga lembaga yang berbeda (Mind Transformation – Singapore, NLP Academy –London, NFNLP-Florida) dimana sebagian besar materinya berbeda, jadi saya tidak akan pernah kehabisan bahan saat saya membagikannya.
Dan keempat, power of vibration. Saat saya total, sungguh-sungguh dan tulus memberi, para peserta pasti akan dapat merasakan hal tersebut. Ini terbukti dari tingkat closing yang 90% dan bahkan ada kelas NLP Practitioner yang 100% pesertanya joint ke kelas NLP Master Practitioner. Lebih “gilanya” ada peserta yang sudah daftar untuk kelas NLP Trainer Training yang baru akan diadakan 2012.
Kemudian kepada partner saya ini saya mengatakan. Bagi saya kacang lupa kulitnya adalah pribahasa yang kurang tepat. Sudah semestinya kacang haruslah melupakan kulitnya, kalau ia mau tumbuh dan berkembang. Kacang yang tetap tinggal didalam kulitnya tidak akan pernah menghasilkan kacang-kacang yang lain. Sebaliknya jikalau ia keluar dari kulitnya kemudian tumbuh dan berkembang, baru ia akan dapat menghasilkan kacang-kacang yang lain. Menjadi egois kalau membiarkan sebuah kacang tetap tinggal didalam kulitnya sehingga akhirnya membusuk atau justru digoreng.
Dalam hidup ini saya pernah melatih beberapa trainer yang kemudian menjadi trainer yang handal, apakah mereka mengingat saya atau tidak itu bukan urusan saya lagi. Ada diantara mereka yang menjadi Motivator No.1 Asia, ada yang bekerjasama dengan pembicara terkenal asal Amerika dan membuka cabang coaching di Indonesia atau ada juga yang akhir saya perkenalkan dengan partner saya Tung Desem Waringin kemudian akhirnya kita menjadi partner bersama.Mereka sekarang telah berkembang dan bermanfaat bagi banyak orang.
Melihat kiprah mereka, membaca atau mendengar cerita tentang mereka saya merasa ketambahan energy ,semangat untuk berbagi ,membantu dan membimbing. Karena NLP bukanlah teori, NLP adalah PERBUATAN. Jadilah kacang yang melupakan kulitnya atau dalam pandangan yang berbeda yakni tidak bergantung pada kulitnya tetapi menjadi kacang yang bisa tumbuh, berkembang, menghasilkan lebih banyak kacang-kacang yang lain.
*) Ongky Hojanto adalah penulis buku Best-Seller “The Secret To Be More Success”, partner Penulis buku “Financial Revolution in Action” bersama Tung Desem Waringin. Narasumber OBROLAN Pagi motivasi di Pacific TV dan narasumber di SMART FM Indonesia ini dapat dihubungi langsung di www.ongkyhojanto.com
Sumber: http://www.pembelajar.com/kacang-harus-melupakan-kulitnya
Pertama saya memiliki guru-guru yang luar biasa dalam hidup saya, Tung Desem Waringin, Krishnamurti, RH Wiwoho, James Gwee, Tim Hallbom (NLP Institute California), William Horton. Psy.D (NFNLP Florida), John Grinder (NLP Academy –London), Anthony Robbins, Stave G James (America Alliance of Hypnosis), Karl Nielsen (NLP & Coaching Institute Berlin), T Harv Eker dan Barnie Wee (Mind transformation Singapore), mereka selalu menjawab semua yang saya tanyakan dan tidak pernah menyembunyikan apa yang mereka ketahui. Karena semakin banyak memberi maka gelas, semakin kosong dan semakin kosong sebuah gelas,maka semakin banyak “air” yang bisa mengisinya.
Kedua, saya adalah orang yang terus belajar dan berkembang. Setiap tahunnya saya pasti melakukan upgrade keluar negeri jadi ilmunya pasti terus berkembang, oleh karena itu semua peserta NLP Practitioner dan Master practitioner saya diwajibkan untuk ikut kembali materi atau kelas yang sama pada angkatan berikutnya secara GRATIS. Ini bermanfaat untuk melakukan upgrade ilmu dan mengasah kembali “gergaji.”
Ketiga, saya balajar NLP Practitioner dari dua lembaga yang berbeda (NLP Institute -California, Mind transformation - Singapore) dan saya belajar NLP Master Practitioner dari tiga lembaga yang berbeda (Mind Transformation – Singapore, NLP Academy –London, NFNLP-Florida) dimana sebagian besar materinya berbeda, jadi saya tidak akan pernah kehabisan bahan saat saya membagikannya.
Dan keempat, power of vibration. Saat saya total, sungguh-sungguh dan tulus memberi, para peserta pasti akan dapat merasakan hal tersebut. Ini terbukti dari tingkat closing yang 90% dan bahkan ada kelas NLP Practitioner yang 100% pesertanya joint ke kelas NLP Master Practitioner. Lebih “gilanya” ada peserta yang sudah daftar untuk kelas NLP Trainer Training yang baru akan diadakan 2012.
Kemudian kepada partner saya ini saya mengatakan. Bagi saya kacang lupa kulitnya adalah pribahasa yang kurang tepat. Sudah semestinya kacang haruslah melupakan kulitnya, kalau ia mau tumbuh dan berkembang. Kacang yang tetap tinggal didalam kulitnya tidak akan pernah menghasilkan kacang-kacang yang lain. Sebaliknya jikalau ia keluar dari kulitnya kemudian tumbuh dan berkembang, baru ia akan dapat menghasilkan kacang-kacang yang lain. Menjadi egois kalau membiarkan sebuah kacang tetap tinggal didalam kulitnya sehingga akhirnya membusuk atau justru digoreng.
Dalam hidup ini saya pernah melatih beberapa trainer yang kemudian menjadi trainer yang handal, apakah mereka mengingat saya atau tidak itu bukan urusan saya lagi. Ada diantara mereka yang menjadi Motivator No.1 Asia, ada yang bekerjasama dengan pembicara terkenal asal Amerika dan membuka cabang coaching di Indonesia atau ada juga yang akhir saya perkenalkan dengan partner saya Tung Desem Waringin kemudian akhirnya kita menjadi partner bersama.Mereka sekarang telah berkembang dan bermanfaat bagi banyak orang.
Melihat kiprah mereka, membaca atau mendengar cerita tentang mereka saya merasa ketambahan energy ,semangat untuk berbagi ,membantu dan membimbing. Karena NLP bukanlah teori, NLP adalah PERBUATAN. Jadilah kacang yang melupakan kulitnya atau dalam pandangan yang berbeda yakni tidak bergantung pada kulitnya tetapi menjadi kacang yang bisa tumbuh, berkembang, menghasilkan lebih banyak kacang-kacang yang lain.
*) Ongky Hojanto adalah penulis buku Best-Seller “The Secret To Be More Success”, partner Penulis buku “Financial Revolution in Action” bersama Tung Desem Waringin. Narasumber OBROLAN Pagi motivasi di Pacific TV dan narasumber di SMART FM Indonesia ini dapat dihubungi langsung di www.ongkyhojanto.com
Sumber: http://www.pembelajar.com/kacang-harus-melupakan-kulitnya
0 komentar:
Posting Komentar