Oleh: Johannes Supriyono
Ini tentang sebuah kisah [Ya, natal memang sebuah kisah yang kemudian ditanggali 25 Desember, pada ujung tahun] tentang Tuhan nan agung yang menjadi manusia hina. Dari jagat keilahian yang mulia ke dalam bayi palungan nista. Yang agung mewujud dalam yang hina. Dan, yang hina diresapi oleh keagungan. Yang ilahi menjadi sangat manusiawi dan yang manusia menjadi sangat ilahi.
Natal adalah kisah tentang Tuhan yang menyeberang: dari sur
ga ke dunia. Dunia diubah menjadi surga. Kasih dan kedamaian ada di sana. Manusia menikmati keagungan semestinya. Dunia yang terbelah dipulihkan. Yang patah harapan ditegakkan.
Natal adalah kisah tentang Tuhan yang mendekati manusia, sangat dekat, dan merengkuh manusia ke dalam yang ilahi. Tidak dalam kemewahan dan segala glamor. Tuhan merengkuh manusia dalam kepapaan. Seperti bapa baik hati yang menerima anak hilangnya kembali.
Natal adalah kisah tentang kasih yang cuma-cuma, yang mengingatkan manusia pada keagungan samudera kasih Allah tempatnya tenggelam.
Natal adalah kisah tentang Tuhan yang ingin dunia ini menjadi surga.
"Tuhanku, selamat natal. Selamat datang di dunia. Semoga aku dan seluruh kawanku boleh memanusia bersama-Mu: mengasihi, mencintai, memaafkan, dan menyembuhkan. Aku ingin bersamaMu, menghadirkan surga di dunia ini: Yang sakit disembuhkan, yang buta dimelekkan, yang lumpuh berjalan, yang tuli mendengar, yang lapar dikenyangkan, yang mati dihidupkan... Tuhan, aku ingin seluruh kehendakMu terjadi di bumi ini."
0 komentar:
Posting Komentar