MACET! Kata ini, barangkali, tepat untuk menggambarkan kondisi pendidikan tingkat dasar di kabupaten Nabire, belakangan ini. Betapa tidak? Dunia pendidikan di daerah ini, sangat terasa dampaknya.
Tanda-tanda macetnya kegiatan belajar-mengajar (KBM) terlihat semenjak dua bulan silam. Puncaknya, 27 September lalu, ketika ratusan guru melakukan aksi demonstrasi di Kantor Bupati Nabire.
Aksinya cukup menyita perhatian publik. Meski saat itu tak tampak para pejabat daerah, kecuali Kabag Humas, Drs. Eriner Silalahi, SH yang sesekali terlihat sibuk di tengah kerumunan orang, bisa jadi karena gelisah (?) hendak mau bikin apa terhadap gelombang demo tersebut.
Sejak hari itu, anak-anak berpakaian merah-putih tak tampak lagi di jalanan. Pagi, maupun siang, tak satupun yang sedang diantar ataupun dijemput orang tuanya. Seperti hari-hari sebelumnya. Suasana sontak saja berubah. Entah kemana mereka?
Ya, bocah-bocah yang tak tau masalah, terpaksa kena getahnya. Mereka diliburkan, sejak itu. Tak ada lagi sekolah. Proses KBM juga tak ada. Pintu gerbang sekolah sudah digembok mati.
Pagi itu, di hari pertama, beberapa murid datang ke sekolah. Tapi, suasana tidak seperti biasanya. “Kenapa teman-teman lain tidak datang ke sekolah? Saya yang terlambat ke sekolah? Atau libur?,” pikir Margaretha Mote, siswi SD Negeri Sanoba, Nabire.
Hari berikut pun sama. Suasana sekolah tampak lengang. Tak ada tawa ria. Tak ada isak tangis. Tak ada permainan. Tidak ada orang. Sekolah kosong. Pintu gerbang sudah terkunci.
“Mama, kami trada sekolah lagi,” Etha lapor, begitu tiba di rumah. Dalam diam, mamanya, Ibu Marthina You, bergumam, “Anak, mama juga tra pigi mengajar.”
Anak Etha kemudian diajak belajar sendiri di rumah. Termasuk membimbing dua, Eko dan Evi, anaknya yang baru pulang dari TK Katolik Malompo. Ketiga anaknya diajarkan menulis, membaca, dan menghitung.
“Syukur kalau anak-anak belajar dari rumah, ya diajari orang tuanya. Walaupun rasanya masih kurang tanpa diajari guru di sekolah,” tutur Ibu Thina.
Begitulah dinamikanya, kini. Dinamika anak dan seorang ibu yang juga guru di salah satu SD yang terletak di bilangan Kota Baru. Ini juga gambaran umum apa yang dirasakan hampir semua anak sekolah serta guru-gurunya di senatero Kabupaten Nabire.
Memang, hari-hari belakangan tak ada lagi sekolah. Otomatis para murid tak bisa belajar lagi. Guru-guru pun tak mengajar. Mereka mengambil sikap keras: mogok ‘ngajar’!
Akibatnya, pendidikan dasar di kabupaten ini macet total! Sungguh, ini cerita baru. Sejarah baru. Rekor baru di republik ini!! Ya, guru-guru tingkat dasar mogok mengajar. Lamanya, tak tentu. Entah sampai kapan? Mungkin setelah tuntutan mereka terjawab? Berarti, hitungan hari? Atau berapa minggu lagi? Jangan sampai berapa bulan ke depan tak ada proses KBM?
Dihitung hari efektif belajar-mengajar, sampai hari ini (Selasa, 18 September 2007), genap tiga minggu. 21 hari mogok mengajar! Sebuah rentang waktu yang cukup lama. Juga cukup rugi, terutama anak-anak masa depan negeri ini.
“Etha, tadi kamu su skolah ka?,” tanya saya saat bertandang ke rumahnya yang terletak tak jauh dari sekolahnya, di Siriwini, hari Sabtu (15/9) sore. “Belum, om! Kami libur besar (mungkin maksudnya, libur panjang),” sahut siswi kelas I SD Negeri Sanoba itu.
Tak ada kata-kata lagi, saya hanya terdiam saja. “Kapan Etha dan teman-temannya akan ke sekolah seperti semula?”.
Kalau bisa, tolong, tolonglah jangan lagi korbankan anak-anak kecil yang tra tau soal..... (***)
-----------------------------------
Sumber: http://www.kabarpapua.com/online/modules.php?name=News&file=article&sid=699
- Sorotan Khusus (68)
- Liputan Umum (40)
- Masalah Guru (32)
- Liputan (22)
- Mengubah Sekolah (20)
- Kebijakan Pendidikan (19)
- Kebudayaan (17)
- Bantuan Pendidikan (15)
- Mata Air Kehidupan (15)
- Fasilitas Pendidikan (14)
- Ekonomi Rakyat (12)
- Pendidikan Anak Usia Dini (11)
- Gagasan Liar Pendidikan (10)
- Membaca dan Menulis (10)
- Prestasi Mutiara Hitam (10)
- Pengetahuan Umum (9)
- Pendidikan Rakyat (8)
- Korupsi Dana Pendidikan (7)
- Liputan Pendidikan (7)
- Profil (6)
- Liputan Kegiatan KPP (5)
- Siswa Bicara (5)
- Cerita Rakyat Papua (4)
- Pendidikan Tinggi (4)
- Resensi Buku (4)
- Tokoh dan Gagasannya (4)
- Iptek (3)
- Persamaan Gender (3)
- Papua dalam Sastra (2)
- Psikologi Pembelajar (2)
- Kekerasan Pendidikan (1)
- Potret (1)
-
►
2011
(12)
- ► 06/12 - 06/19 (1)
- ► 05/15 - 05/22 (1)
- ► 03/27 - 04/03 (2)
- ► 03/20 - 03/27 (4)
- ► 03/13 - 03/20 (1)
- ► 03/06 - 03/13 (1)
- ► 02/13 - 02/20 (1)
- ► 01/09 - 01/16 (1)
-
►
2010
(58)
- ► 12/26 - 01/02 (1)
- ► 12/19 - 12/26 (1)
- ► 12/12 - 12/19 (1)
- ► 11/28 - 12/05 (1)
- ► 11/07 - 11/14 (5)
- ► 10/31 - 11/07 (1)
- ► 09/26 - 10/03 (1)
- ► 09/12 - 09/19 (1)
- ► 09/05 - 09/12 (1)
- ► 08/29 - 09/05 (3)
- ► 08/22 - 08/29 (2)
- ► 08/08 - 08/15 (1)
- ► 08/01 - 08/08 (1)
- ► 07/25 - 08/01 (5)
- ► 07/18 - 07/25 (4)
- ► 07/11 - 07/18 (6)
- ► 06/20 - 06/27 (3)
- ► 05/30 - 06/06 (2)
- ► 05/23 - 05/30 (1)
- ► 05/09 - 05/16 (1)
- ► 05/02 - 05/09 (7)
- ► 04/11 - 04/18 (1)
- ► 04/04 - 04/11 (3)
- ► 02/28 - 03/07 (1)
- ► 02/21 - 02/28 (1)
- ► 01/31 - 02/07 (1)
- ► 01/03 - 01/10 (2)
-
►
2009
(83)
- ► 12/06 - 12/13 (1)
- ► 11/29 - 12/06 (1)
- ► 11/22 - 11/29 (2)
- ► 10/25 - 11/01 (2)
- ► 10/18 - 10/25 (1)
- ► 10/04 - 10/11 (2)
- ► 09/13 - 09/20 (5)
- ► 09/06 - 09/13 (1)
- ► 08/16 - 08/23 (1)
- ► 08/02 - 08/09 (1)
- ► 07/19 - 07/26 (1)
- ► 07/05 - 07/12 (1)
- ► 06/28 - 07/05 (2)
- ► 06/14 - 06/21 (1)
- ► 05/31 - 06/07 (1)
- ► 05/17 - 05/24 (3)
- ► 05/10 - 05/17 (9)
- ► 05/03 - 05/10 (7)
- ► 04/26 - 05/03 (2)
- ► 04/19 - 04/26 (6)
- ► 04/12 - 04/19 (1)
- ► 03/29 - 04/05 (1)
- ► 03/22 - 03/29 (3)
- ► 03/08 - 03/15 (4)
- ► 03/01 - 03/08 (1)
- ► 02/15 - 02/22 (2)
- ► 02/01 - 02/08 (6)
- ► 01/25 - 02/01 (9)
- ► 01/18 - 01/25 (2)
- ► 01/04 - 01/11 (4)
-
►
2008
(155)
- ► 12/28 - 01/04 (4)
- ► 12/21 - 12/28 (3)
- ► 12/14 - 12/21 (2)
- ► 12/07 - 12/14 (6)
- ► 11/30 - 12/07 (1)
- ► 11/23 - 11/30 (5)
- ► 11/16 - 11/23 (3)
- ► 11/09 - 11/16 (19)
- ► 10/05 - 10/12 (1)
- ► 07/27 - 08/03 (5)
- ► 07/13 - 07/20 (3)
- ► 07/06 - 07/13 (2)
- ► 06/29 - 07/06 (8)
- ► 06/22 - 06/29 (3)
- ► 06/15 - 06/22 (8)
- ► 06/08 - 06/15 (4)
- ► 06/01 - 06/08 (4)
- ► 05/25 - 06/01 (8)
- ► 05/18 - 05/25 (8)
- ► 05/11 - 05/18 (7)
- ► 05/04 - 05/11 (7)
- ► 04/27 - 05/04 (3)
- ► 04/20 - 04/27 (6)
- ► 04/13 - 04/20 (1)
- ► 04/06 - 04/13 (2)
- ► 03/30 - 04/06 (1)
- ► 03/23 - 03/30 (7)
- ► 03/02 - 03/09 (4)
- ► 02/24 - 03/02 (4)
- ► 02/17 - 02/24 (1)
- ► 02/10 - 02/17 (3)
- ► 02/03 - 02/10 (4)
- ► 01/20 - 01/27 (2)
- ► 01/13 - 01/20 (6)
-
▼
2007
(89)
- ► 12/02 - 12/09 (2)
- ► 11/25 - 12/02 (5)
- ► 11/11 - 11/18 (19)
- ► 11/04 - 11/11 (10)
- ► 10/21 - 10/28 (1)
- ► 10/07 - 10/14 (2)
-
▼
09/16 - 09/23
(20)
- Motivasi Menjadi G(b)uru (h) dan Ketidakpastian itu…
- Dampak “BH” Terhadap Perkembangan Anak
- PESERTA DIDIK BUKANLAH MINIATUR MINI: Sebuah Refle...
- PERUBAHAN PENDIDIKAN PAPUA: Kerinduan yang Tak Kun...
- KEARIFAN ARSITEKTUR VERNAKULAR “YAME OWA” SUKU MEE
- Menggali Budaya Papua Lewat Musik, Perlukah? (Ka...
- Pengenalan Identitas Kultural Lokal Papua sebagai ...
- Ketika Siswa Butuh Perhatian
- Pendidikan Berbasis HAM
- Manfred Wakey, 42 Tahun Mendidik dan Membangun di ...
- AKSESIBILITAS PELAYANAN PENDIDIKAN DI PAPUA
- Dibuka, Sekolah Kristen Untuk Anak-Anak Usia 5--7 ...
- Kebudayaan Papua Hadapi Masalah Pewarisan
- Terhambat Kondisi Geografis
- Membangun Pendidikan Mengatasi Kemiskinan
- Putra Paniai Tulis 4 Buku Dalam 3 Bahasa
- Murid SDN Bomomani Masih Duduk di Lantai
- Guru-guru Papua Dapatkan Sosialisasi HIV/AIDS
- Om, Kami Masih Libur…
- Aksi Mogok Guru di Nabire Masih Berlanjut
- ► 09/02 - 09/09 (8)
- ► 08/19 - 08/26 (3)
- ► 08/05 - 08/12 (2)
- ► 07/29 - 08/05 (17)
Om, Kami Masih Libur…
Selasa, September 18, 2007Diposting oleh Lembaga Pendidikan Papua
Label: Masalah Guru
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email: hansprie@gmail.com, Nomor HP: 081574768313. Yogyakarta dan sekitarnya hubungi Mateus Auwe, nomor HP: 081392188632/Dorce Pekey, nomor HP: 085279204099. Papua hubungi: Longginus Pekey, nomor HP: 081383763630. Email: selangkah_kpp@yahoo.com/ Yermias Degei, nomor HP:085354007469
0 komentar:
Posting Komentar