”Hari masih pagi ketika seisi rumah telah sibuk“

Kamis, September 02, 2010

 Oleh:Alberd Duwith 


” Hari masih pagi ketika seisi rumah telah sibuk “

Itu-lah ketikan sebuah kalimat, dari sebuah paragraf yang kami tulis di laptop kami. Harapan kami, kalimat itu dilanjutkan, sehingga menjadi sebuah paragraf yang linear.

” Hari masih pagi ketika seisi rumah telah sibuk. Burung berkicau, dan mentari baru bersinar. Bunyi air telah terdengar dari berbagai rumah yang berarti aktifitas kehidupan telah dimulai”.

” Oke. Saya menyetujui paragraf ini. Ini adalah paragraf narasi”, lanjutku.

” Namun untuk membuat tugas kampus, jenis penguraian paragraf seperti ini, tidak diperlukan. Tugas kampus memerlukan paragraf argumentasi. Coba kau kembangkan paragraf argumentasi”

Kataku, sambil mengcopypastekan, kalimat : ” Hari masih pagi ketika seisi rumah telah sibuk “

“Saya tak mampu menulis, karena tidak memliki banyak bacaan”, katanya.

“Ini bukan kalimat yang memerlukan bacaan untuk menguraikannya, kamu hanya perlu mengembangkannya menjadi sebuah paragraf yang linear – sebab ini adalah apa yang kamu alami tadi pagi”, demikian kata-ku.

Kalimat yang belum kusampaikan di dalam kepala adalah tatacara pengembangan paragraf dapat di bagi menjadi tiga (3) bagian. Bagian pertama adalaha paragraf yang dikembangkan dengan gaya penulisan dari Timur Tengah, semisalnya dapat kita lihat  padakitab Mazmur  dalam kitab suci Agama Kristen, yakni dengan gaya perulangan. Bagian kedua berasal dari peradapan di wilayah Asia Timur, yang dicirikan dengan menggunakan banyak sudut pandang dalam sebuah paragraf. Bagian ke-3, berasal  yakni secara linear, yang dikembangkan oleh berbagai ilmuwan pada kebudayaan Yunani ( terutama Aristoteles), yaitu dengan menggunakan 1 kalimat inti, dan di dukung oleh beberapa kalimat pendukung, dan diakhiri dengan sebuah kalimat penyimpul.

Karena mengingat tujuan dari berbagai tulisan ilmiah adalah membedah sebuah persoalan dan menyakinkan para pembacanya tentang sebuah ide baru, maka tatacara pengembangan paragraph secara linear ( Yunani). Paragraf ini menjadi standar baku yang digunakan ketika kita membuat sebuah laporan essay, paper, proposal dan skripsi serta tesis, yang pada prinsipnya di tulis dengan metode argumentasi, yang mengembangkan tulisannya lewat deduksi-induksi. Karena itu adalah hal yang penting untuk mengetahui tatacara pengembangan paragraf secara linear.

Ini bukanlah persoalan seberapa banyak buku yang di baca, namun bagaimana mengembangkannya sebuah kelimat menjadi sebuah paragraf. Dasar sebuah penulisan adalah kata, yang berlanjut kepada kalimat, yang kemudian akan menjadi paragraf yang setelah dikumpulkan kemudian menjadi sebuah kumpulan bab, yang dapat mewujud menjadi sebuah buku. Adalah kesedihanku, bahwa ada banyak karya limiah mahasiswa yang di tulis, namun pemahaman penulisan secara linear, sangat jarang digunakan. Sehingga kita membaca sebuah paragraf, kemudian menjadi bingung, tentang maksud dari paragraf tersebut. Artinya, ketika kebingungan paragraf itu berlanjut kepada kebingungan di paragraf berikut, maka kita menjadi bingung dengan isi keseluruhan cerita yang mau disampaikan lewat tulisan tersebut. Itulah sebabnya mengetahui tatacara pengembangan paragraf secara linear adalah sangat penting, terutama bagi kalangan mahasiswa.
Waktu cepat berlalu, 2 menit kemudian, karena melihatnya duduk di depan laptop sambil merenung, maka saya mengetahui bahwa hal ini adalah sesuatu yang baru baginya.

“Apa masih belum bisa”?

Saya pun meminta ijinya, untuk mengambil ganti duduk di kursi berhadapan dengan laptop di atas meja.
Kemudian saya pun menuliskan kata-kata ini.

Ide Pokok : hari masih pagi
Ide Pembatas : seisi rumah telah sibuk
Kemudian hal ini lanjutkan dengan mengetik
Kalimat Inti
kalimat Pendukung (1)
Kalimat Pendukung (2)
Kalimat Pendukung (3)
Kalimat Penyimpul

Setelah itu, kembali saya mempersilakannya untuk duduk dan lanjut menulis, menyampung kalimat di atas itu, yakni : ” Hari masih pagi ketika seisi rumah telah sibuk”

Kemudian, saya melanjutkan penjelasan kalimat ini.

“Kalimat pendukung itu, menjelaskan apa yang ada pada ide pembatas, dari kalimat inti tersebut. Karena itu, ketika pembatasnya adalah “seisi rumah telah sibuk”, maka kita harus menjelaskan, apa saja aktifitas seisi rumah, yang membenarkan bahwa “seisi rumah telah sibuk”. Kita sebut satu persatu anggota rumah ini, dan aktivitasnya yang dilakukan pada pagi hari (tadi)”. Kesibukan itulah yang kita masukan dalam kalimat pendukung 1,2, dan 3. Bila perlu, sampai lebih dari 3 kalimat pendukung. Dan semua ini, diakhir dengan sebuah kalimat penyimpul. Jadilah sebuah paragraph yang linear”.

Ternyata, 30 menit telah berlalu.

” Kita cukup dulu yah, untuk hari ini”.

” Oke. Besok kita lanjutkan lagi”!

Sumber: http://www.facebook.com/notes/duwith-alberd/hari-masih-pagi-ketika-seisi-rumah-telah-sibuk/424505677934

0 komentar:

Posting Komentar

Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email:
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
 
 

Visitors

Pengikut