Pendidikan Ibu Adalah Kesuksesan Anak

Selasa, Juli 13, 2010

Oleh: Yulianus Kuayo, SH

Pentingnya pembekalan kaum perempuan papua dengan pendidikan yang layak dan memadai agar selain mereka dapat hidup mandiri tanpa ketergantungan dari ayah atau suami mereka, dapat mempertahankan hidupnya, mencukupi kebutuhan pribadinya dan juga mereka dapat mencukupi kebutuhan anak serta mengawasi dan mengasuh anak-anaknya secara baik.

Kualitas hidup perempuan yang baik merupakan prasyarat untuk mereka dapat berperan lebih besar dalam pembangunan. Ketertinggalan mereka harus diperbaiki, agar mereka dapat mandiri dan mempunyai kemampuan pula untuk mengembangkan diri. Kualitas hidup ini tentu saja meliputi kualitas di bidang pendidikan yang harus ditingkatkan dalam kondisi kesehatan yang baik. Dengan kemampuan pendidikan yang baik, mereka diharapkan juga akan dapat lebih baik berperan di berbagai bidang.

Pendidikan yang merupakan hak setiap warga negara untuk mendapat pengajaran dan pendidikan di dalamnya termasuk perempuan papua, tetapi hal ini masih bayak terjadi kendala yang justru timbul akibat dari asumsi-asumsi negatif tentang tabiat perempuan. Asumsi-asumsi ini berasal dari teks-teks adat istiadat dipandang kebenaran mutlak, seperti, asumsi masyarakat bahwa perempuan adalah makhluk yang akalnya lemah, bahwa perempuan adalah pekerja kebun atau ladang, mengurus urusan dapur, melayani suami, selain itu juga perempuan sebagai sumber pendapatan bagi pihak keluarga laki-laki dimana mendapat barang jujur (harta mas kawin) yang berlebihan dan masih banyak asumsi lain. Pada hakikatnya asumsi seperti ini terpengaruh oleh keadaan sosiologis masyarakat setempat.

Kewajiban perempuan dalam menuntut ilmu itu hanya berkutat pada masalah ibadah-ibadah ritual, atau berkisar pada mengatur rumah tangga dan tetek bengeknya. Karena kewajiban mencari nafkah secara mutlak ditanggung laki-laki, maka dalam pemahaman ini, pendidikan bukan hal yang mendesak bagi perempuan. Asumsi-asumsi di atas, kalau sejenak kita melihat realitas kehidupan masyarakat, kita sering menyaksikan fenomena yang bertolak belakang dengan fenomena dan asumsi tersebut.

Maka bagaimana dengan nasib kaum perempuan papua dalam keadaan yang seperti itu? Bagaimana caranya ia mampu mencukupi kebutuhan pribadi dan anak-anaknya, sedangkan bekal pendidikan untuk itu tidak sedikitpun ia dapatkan? Bagaimana ia dapat mempertahankan hidupnya dan keluarganya jika ia sendiri adalah seorang yang lemah dan bodoh tanpa mengetahui apa yang musti dia lakukan? Fenomena-fenomena tersebut hingga kini masih terjadi dalam masyarakat papua.

Kemudian, jika kita tengok posisi kaum perempuan yang menjadi pengasuh dan pendidik bagi anak-anaknya, maka pembekalan kaum perempuan dengan pendidikan dalam konteks ini sangat urgen bahkan menjadi kewajiban, karena nantinya, kepribadian masyarakat dan tanah dan bangsa papua ditentukan anak-anak mereka. Maka, pendidikan tunas-tunas bangsa ini dimulai dari proses pendidikan mental dan pembentukan kepribadian dalam keluarga. Selanjutnya, mempersiapkan mereka menjadi sumber daya manusia yang unggul dan sempurna. Nah, agenda-agenda dan harapan-harapan di atas akan sulit terkabul, kecuali melalui tangan-tangan dan nurani ibu-ibu pendidik yang berpendidikan tinggi dan memiliki bekal yang memadai. Bagaiamana kita akan membentuk dan membina generasi yang unggul dan tangguh jika kaum ibu saja masih terbelakangan tanpa pendidikan? Bagaimana bangsa papua dan masyarakatnya akan maju jika mereka masih terseret fenomena-fenomena ini?

Peran perempuan dalam pengawasan, pengasuhan atau pemeliharaan bagi seorang anak yang masih di bawah umur ( 0-4) tahun sangat penting. Anak pada masa usia seperti ini masih lebih dominan di bawah pengasuhan Ibu. Pengetahuan ibu sangat menentukan perkembangan anak karena pada masa usia anak berumur 4 tahun ke bawah akan terbentuk separuh kapasitas kecerdasan anak. Berbagai cara atau pola yang akan ditempuh oleh seorang ibu di dalam pengawasan dan pengasuhan anak. Bagi ibu yang berpengetahuan lebih luas akan memberikan pola pengasuhan dengan baik.

Situasi dan kondisi anak di Tanah Papua masih memprihatinkan. Karena anak adalah generasi penerus masa depan, maka perhatian kepada mereka juga harus menjadi prioritas. Tanpa generasi penerus yang handal, maka dapat diharapkan bahwa Tanah Papua khususnya akan menjadi bangsa yang tidak dapat bersaing dengan bangsa lain di masa datang.

Menyadari akan pentingnya pemberdayaan perempuan dalam pengawasan dan pengasuhan anak, maka perlu ada gerakan dengan “merombak” keadaan kaum perempuan papua sebagai bagian dari kelompok masyarakat yang sering “terdiskriminasi”, baik dengan “kedok” kebijakan pemerintah, mitos, adat-istiadat atau pun budaya.

Dalam pencapaian sasaran pembangunan pemberdayaan perempuan papua masih sangat diperlukan untuk terus dilaksanakan dengan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kemampuan dan peran serta kaum perempuan dalam mengisi pembangunan antara lain 1) Sosialisasi / advokasi Gender perlu dilanjutkan secara berkesinambungan untuk membangun kesepakatan pembangunan pemberdayaan perempuan antara pemerintah, swasta dan anggota masyarakat untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender disegala bidang dan sektor. 2) Meningkatkan koordinasi antara lembaga – lembaga yang menangani pemberdayaan perempuan baik dalam bentuk program, proyek maupun kegiatan rutin. 3) Pelaksanaan Pelatihan / Pendidikan analisa gender, agar dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran tentang gender serta meningkatkan kemampuan untuk mengutamakan isue gender ke dalam kebijakan program/ perencanaan pembangunan dan masih banyak hal yang masih perlu diperhatikan.

Lebih di sayangkan lagi, jika dilihat statistik pendidikan yang menunjukkan bahwa angka putus sekolah anak perempuan papua setelah sekolah dasar diperkirakan masih tetap lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki. Kita percaya bahwa pendidikan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan status dan peranan perempuan sehingga mengupayakan agar setiap anak perempuan dapat menyelesaikan sekolah misalnya melalui Wajib Belajar 9 tahun harus merupakan juga sasaran program prioritas bagi pemerintah daerah di Papua.

Posisi kaum perempuan dalam keluarga dan masyarakat tidak lebih hanya sebagai konco wingking-nya laki-laki, artinya, tugas sosialnya hanyalah “sekedar” pelayan bagi seorang suami, seorang istri hanya bertugas menghidangkan makanan bagi sang suami, mengandung dan melahirkan anaknya, dan bahkan tidak jarang istri tidak mengetahui banyak hal tentang suaminya. Ia juga “hanya” ibu bagi anak-anaknya, tugasnya melahirkan, menyusui dan menyediakan kebutuhan-kebutuhan materi anak, tanpa ada bekal pengetahuan sedikitpun tentang pengasuhan dan pendidikan anak. Padahal, kualitas generasi umat sangat tergantung pada pendidikan anak, khususnya pendidikan yang ditanamkan ibu pada masa-masa perkembangan awal.

Sedangkan nasib perempuan papua pada saat ini dalam kondisi yang terpuruk dan mengenaskan. Pendidikan sekolah hampir tidak pernah dirasakan kaum perempuan, pendidikan nonformal dari pihak keluarga dan lingkungan mereka hanya sekedar pembekalan untuk mengatur urusan dapur dan rumah tangga saja, bahkan hal itu pun tidak dirasakan secara merata. Interaksi sosial bagi kaum perempuan papua pada saat ini dengan masyarakat luas hampir menjadi suatu hal yang mustahil, karena ia “terpenjara” di antara dinding-dinding rumah mereka sendiri.

Keadaan yang ironis tersebut memasung kebebasan kaum perempuan, baik kebebasan berkehendak, berpikir dan berbuat yang semestinya menjadi hak asasi setiap insan. Perempuan terkekang dan tunduk di bawah kekuasaan kaum lelaki. Kondisi inilah yang perlu melakukan pembaruan sosial ke arah yang lebih “memanusiakan” manusia. Fenomena seperti ini merupakan salah satu sebab utama keterbelakangan kaum perempuan papua.
-------------------
Sumber: http://pendidikanpapua.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email:
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
 
 

Visitors

Pengikut