Kesewenangan Versus Keadilan

Minggu, Mei 02, 2010

Oleh Aten Pekei*)

Salah satu masalah yang dihadapi setiap orang di dunia ini khususnya di Papua adalah tindak kesewenangan alias tindak ketidakadilan. Tindak kesewenangan ini sudah merajarela di Papua. Nah, sebenarnya apakah kesewenangan sama dengan ketidakadilan? Jika kita lihat dari definisinya, tindak kesewenangan atau tindak ketidakadilan memunyai arti yang sama. Kesewenangan berasal dari kata wenang yang artinya lalim (tidak adil; kejam).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesewenangan adalah (1) hal berwenang; (2) hak dan kekuasaan yang dipunyai untuk melakukan sesuatu. Misalnya pembela mencoba membantah. Kesewenangan yang dimaksud adalah hak seseorang yang tidak mengindahkan hak orang lain. Begitu juga dengan definisi ketidakadilan. Ketidakadilan juga merupakan hak seseorang yang tidak mengindahkan hak orang lain.

Kalau begitu, apakah keadilan itu? Keadilan merupakan hak seseorang yang mengindahkan hak orang lain. Dalam hal ini, keadilan merupakan lawan dari kesewenangan, maka marilah kita tegakkan keadilan di muka bumi ini agar kehidupan kita benar-benar memunyai makna yang bernilai baik. Definisi wenang sama saja dengan definisi ketidakadilan, maka ketidakadilan sama saja dengan kesewenangan.

Jika kita amati, banyak sekali kasus tindak kesewenangan alias tindak ketidakadilan. Salah satunya adalah dalam hal berpendidikan yang dialami oleh pelajar-pelajar generasi Papua. Berikut ini adalah sebuah kasus (dapat dikatakan sebagai suatu pilihan dalam mempelajari suatu pelajaran), berikut kasusnya.

“Jika dunia ini berkata lain tetapi apa kata dirimu”. Yang dimaksud dengan dunia dalam konteks ini adalah pemikiran orang di masa kini. Artinya begini, kamu memunyai kekurangan dalam belajar matematika sedangkan pada pelajaran lainnya kelebihanmu lebih menonjol. Jika kata orang lain kamu sebagai seorang pelajar yang bodoh pada pelajaran matematika, maka belum tentu kamu adalah seorang pelajar yang bodoh, sebab masih ada kelebihan yang ada dari kekuranganmu itu.

Lebih jelasnya bahwa, kekuranganmu dalam mempelajari pelajaran matematika belum tentu akan menjadi kekuranganmu, bisa saja itu menjadi kelebihanmu jika kamu mempelajarinya. Atau sebaliknya, jika kelebihanmu terdapat pada pelajaran yang lainnya (kecuali matematika), maka belum tentu kelebihanmu itu akan selalu menjadi suatu kelebihanmu, bisa saja itu menjadi kekuranganmu jika kamu tidak mempelajarinya.

Oleh karena itu, dalam hal ini kita diajak untuk melawan tindak kesewenangan dalam hal berpendidikan. Yang dimaksud dengan melawan tindak kesewenangan dalam hal berpendidikan adalah melawan tindak kesewenangan dalam hal tidak memilah-milah dan memilih-milih kelebihan maupun kekurangan kita dalam mempelajari suatu pelajaran.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa kesewenangan itu melawan keadilan, di sini keadilan itu tidak membeda-bedakan, maka kita harus adil dalam mempelajari suatu pelajaran. Maka dari itu, jika kamu tidak mempercayai dirimu maka dunia akan mudah menguasaimu bahkan dunia akan mudah membodohimu.

Di Indonesia khususnya di Papua ini banyak terjadi tindak kesewenangan alias tindak ketidakadilan. Lihat saja kasus-kasus yang terjadi di Papua khususnya di Kabupaten Nabire. Kasus-kasus itu seperti suhu politik, kasus sogok-menyogok, penindasan rakyat, dan lain-lain.

Misalnya dalam tes pegawai negeri sipil (PNS), banyak peserta tes PNS melakukan aksi nyogok alias suap (berupa uang) demi memenuhi keinginan mereka. Sedangkan sebagian dari mereka yang kurang mampu dalam hal “keuangan” berusaha dengan kemampuan otak mereka. Aneh! para panitia tes PNS juga mau menerima suapan dari para peserta tes. Dalam hal ini, kasus suap-menyuap yang terjadi di Nabire ini merupakan suatu kebiasaan masyarakat dan pemerintah.

Mengapa Tindak Kesewenangan Terjadi?
Banyak orang di dunia ini berpikir bahwa manusia tak ada pentingnya bahkan manusia dianggap tidak berarti. Hal ini menunjukkan bahwa sifat manusia adalah serakah. Keserakahan inilah yang membuat manusia menginginkan kekayaan, harta benda, dan kedudukan yang tinggi di dunia ini. Akibatnya apa, manusia itu akan melakukan tindak kesewenangan alias tindak ketidakadilan demi memenuhi keinginannya.
Salah satu faktor yang menyebabkan manusia itu bertindak sewenang-wenang adalah karena manusia ingin memiliki sesuatu itu dengan sendirinya sehingga manusia direndahkan di kalangan masyarakat. Di sini tampaklah bahwa manusia adalah makhluk individual (homo individual) atau yang lazim dapat kita sebut dengan manusia bertindak dengan tindak kesewenangan alias tindak ketidakadilan.

Memberantas Tindak Kesewenangan
Sebagai generasi penerus bangsa yang memunyai masa depan, kita harus memunyai cara dalam melawan tindak kesewenangan alias tindak ketidakadilan. Cara-cara melawan tindak kesewenangan alias tindak ketidakadilan sangatlah mudah (simple) untuk dikatakan tetapi sulit (hard) untuk melakukannya. Tetapi tentunya mudah kalau kita jalani dengan berusaha semaksimal mungkin secara bersama-sama.

Cara pertama adalah kita harus bersatu tanpa membeda-bedakan ras, suku, gender, golongan, dan agama. Perlukah kita bersatu? Memang persatuan sangat dibutuhkan terutama dalam memecahkan suatu masalah. Persatuan memang sangat diperlukan dalam melawan tindak kesewenangan alias tindak ketidakadilan. Mengapa jika kita bersatu kita kokoh sementara jika kita berpisah kita lemah, karena jika ingin menghadapi suatu masalah (problem), tentunya kita tidak harus / tidak boleh menghadapinya sendirian, karena jika hal tersebut dilakukan dengan sendirian maka tentu kita akan kalah. Tetapi jika kita bersatu, pasti kita kokoh dalam menghadapi masalah tindak kesewenangan ini.

Kedua, Kita harus berjuang pantang mundur. Apa artinya kita harus berjuang pantang mundur? Dalam cara ini, kita diajak untuk tidak pernah berhenti. Orang yang mengalami kegagalan akan mudah berhenti dan bertanya, “Mengapa saya gagal dan mengapa kegagalan ini terjadi?” Tetapi bagi orang yang pantang mundur akan berkata “Apa yang seharusnya saya lakukan dalam menghadapi kegagalan ini?”

Ketiga, kita harus lebih percaya diri. Salah satu jawaban yang mendukung hal ini adalah karena dengan percaya diri setiap orang mampu menerjemahkan hal-hal yang sulit ke dalam bentuk yang lebih sederhana. Tentunya orang yang berpikir demikian adalah orang yang ingin berjuang demi mencapai hidup dan kehidupan yang lebih baik.

Keempat, mau diatur oleh orang lain jika itu benar dan mau mengatur orang lain jika tindakan kita benar dan tepat. Hal ini dapat dilakukan jika kita melihat diri kita terlebih dahulu barulah kita mengatur orang lain dengan benar dan tepat, sebab tindak kesewenangan alias tindak ketidakadilan itu tidak pandang batas usia. Pada prinsipnya tindak kesewenangan alias tindak ketidakadilan ingin mengatur bukan diatur.

Kelima, mau bekerja sama alias mau mendengarkan dan didengarkan oleh sesama dan kepada sesama. Cara ini diperlukan dalam melawan tindak kesewenangan alias tindak ketidakadilan agar tiap orang bekerja sama dengan cara mau mendengarkan sesama dan didengarkan oleh sesame. Dan, kepada sesama kita harus berkomunikasi guna menuntaskan masalah tindak kesewenangan.

Keenam, mau melihat persoalan yang terjadi. Mengapa kita harus melihat persoalan yang terjadi? Karena dengan melihat persoalan yang terjadi, seorang harus dapat menentukan penuntasan masalah sampai di mana supaya persoalan tindak kesewenangan alias tindak ketidakadilan dapat diatasi secara bersamaan, benar, dan tepat.

Tidaklah mudah untuk mengubah seseorang itu menjadi seorang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Dengan demikian, manusia harus berusaha dengan tangannya sendiri agar dengan semangat dan daya berjuang secara bersungguh-sungguh manusia itu akan mendapatkan sesuatu yang berguna dengan hasil kerja kerasnya. Tentunya hal tersebut bernilai positif dan memuaskan.

Sekali lagi para generasi penerus Papua, kita memunyai masa depan dan masa muda kita harus kita jalani dengan penuh rasa gembira dan penuh rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita harus selalu meminta pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk tetap siap menghadapi cobaan-cobaan dalam hidup kita ini. Siap melawan tindak kesewenangan alias tindak ketidakadilan berarti siap melawan jurang pemisah yang ada di dalam kehidupan masyarakat demi kepentingan sesama dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Jika kita berdiri maka kita lemah, tetapi jika kita bersatu kita kokoh!

*) Siwa Kelas XI SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Papua.


--------------
Sumber: Majalah Selangkah, Edisi Januari-Maret 2010


1 komentar:

Anonim mengatakan...

http://tebaiboo.blogspot.com/2009/02/agu...
ade itu kouka bagimana keadaan sekarang ini biarpun lupan sekawan

Posting Komentar

Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email:
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
 
 

Visitors

Pengikut