Pemda Dogiyai Gelar Pelatihan Penatausahaan Keuangan Daerah di Nabire

Selasa, Maret 24, 2009

Pemerintah Kabupaten Dogiyai menggelar pelatihan tentang “Penatausahaan Keuangan Daerah dan Penyusunan Pertanggungjawaban Bendaharawan sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2009 dan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007” pada Senin, 16 s.d. Kamis, 19 Maret 2009 di Aula BKKBN Nabire, Kabupaten Nabire.

Kepada Tabloid Jubi, ketua panitia pelatihan Yafet Tebay, S.E. mengatakan, pelatihan itu diadakan khusus untuk Kepala Tata Usaha, Kepala Seksi Keuangan, dan Bendahara Pengeluaran dari masing-masing instansi (badan dinas, inspestorat, kantor, bagian, dan distrik se Kabupaten Dogiyai) masing-masing 2 orang. Pelatihan itu ditargetkan untuk 100 orang, tetapi yang mengikuti pelatihan hanya 62 orang peserta.

“Kami berharap dengan pelatihan ini peserta memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola keuangan keuangan daerah pada satuan kerja perangkat daerah di lingkungan pemerintahan Kabupaten Dogiyai. Sasarannya jelas, terwujudnya aparatur pengelola keuangan daerah yang handal dan bertanggung jawab. Juga, untuk tercapainya sistem pelaporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan daerah.” Kata Tebay.

Ketika ditanya mengapa pelatihan di Nabire (Kabupaten lain:red), Kepala Bidang Akuntansi, Pembukuan, dan Pelaporan, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Dogiyai ini mengatakan, pelatihan diadakan di Nabire karena biaya transport (APBD Dogiyai 2009) untuk narasumber yang didatangkan dari Jakarta diusulkan pada saat Pemerintah Dogiyai masih berkantor di Nabire.

“Anggapannya adalah 6 bulan ke depan setelah pengusulan, pemerintah Dogiyai masih akan berkantor di Nabire, tetapi dalam perjalanannya ada aksi demo dari masyarakat Dogiyai yang meminta pemerintah Dogiyai harus berkantor di Dogiyai. Waktu itu, walaupun belum ada kantor bupati, tetapi Bapak Bupati Karateker perintahkan semua harus naik (ke Dogiyai: red). Maka, terpaksa, pelatihan harus diadakan di Nabire” katanya.

Pantauan Tablid Jubi di tempat pelatihan, menunjukkan bahwa peserta pelatihan didominasi oleh perempuan dan non-Papua. Terlihat, para peserta pelatihan kebanyakan masih berdomisili di Nabire (belum punya rumah di Kabupaten Dogiyai).

Tebay mengatakan, soal lebih banyak pendatang yang hanya punya rumah di Nabire dan keluarga di Nabire adalah bukan alasannya. “Mereka masih di Nabire lebih karena di Dogiyai belum ada kantor kas. Bupati baru mengusulkan ke Bank Indonesia untuk membuka Bank Papua di Dogiyai. Setelah ada Bank Papua semua harus naik, walapun hingga saat ini BPPKAD masih berkantor di Nabire,” katanya. (Willem Bobi/Nabire)

0 komentar:

Posting Komentar

Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email:
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
 
 

Visitors

Pengikut