Korban Masih Sulit Berbicara

Sabtu, Januari 24, 2009

Dari Kasus penikaman Siswa SMP YPK di Merauke

Masih ingat kasus penikaman dengan sangkur yang menimpa korban Sulaiman Yarmasa siswa SMP YPK, beberapa waktu lalu? Meski terlihat sehat namun korban masih sulit berbicara. ''Dia masih sulit berbicara. Kalau berbicara, belum begitu jelas,'' kata ibu korban saat ditemui Cenderawasih Pos di Pengadilan Negeri Merauke, Kamis (22/1) kemarin.

Korban sendiri bersama ibunya datang untuk mengikuti sidang terdakwa Yulianus Kaimu, sang pelaku. Selain masih sulit berbicara, sampai saat ini korban masih harus makan bubur.

''Makannya masih bubur karena untuk mengunyah masih sakit. Begitu juga kalau mau buka mulut sedikit agak lebar,pasti sakit'' lanjut ibu korban. Untuk diketahui, saat itu telah diisukan sebagian warga jika korban telah meninggal saat sangkur tersebut dikeluarkan. Itu karena sangkur yang ditancapkan di kepala belakang bagian sebelah kiri korban tembus rongga mulut tidak mau tercabut. Bahkan dokter RSUD Merauke saat itu tidak sanggup menanganinya dan harus dirujuk ke RSUD Dok II Jayapura dengan sangkur tetap tertancap di kepala.

Bahkan, pihak RSUD DOK II Jayapura saat itu sempat akan merujuknya ke Makassar untuk operasi namun orang tua korban meminta untuk tetap dioperasi di Jayapura. ''Waktu itu, akan dirujuk ke Makassar tapi masalah biaya saya minta untuk operasi saja. Saya hanya berdoa saat itu untuk dihindarkan dari segala yang tidak diinginkan. Tapi, syukur semuanya dapat berjalan dengan lancar,'' kata ibu korban.

Diakuinya, paskah operasi, korban sempat tak sadarkan diri selama beberapa hari. Korban sendiri mengaku tidak punya masalah dengan terdakwa. Dan hal itu diakui oleh sang terdakwa saat menjalani pemeriksaan di Pengadilan.

Korban mengaku, dirinya hanya pernah ribut dengan teman terdakwa. Saat hari kejadian, korban dan terdakwa sekitar pukul 21.00 WIT hendak ke sebuah pesta yang sedang di gelar di Gang Tidore, sedang berbarengan di Gang Soska Merauke. Terdakwa yang sudah dipengaruhi minuman keras dan berjalan di belakang korban tanpa berbicara langsung mencabut sangkur panjang dan menancapkan di kepala korban.

Terdakwa sempat mencabut sangkur itu namun tidak mau tercabut dan langsung kabur. Sedangkan korban yang bersimbah darah beberapa saat kemudian langsung di larikan ke RSUD Merauke dan keesokan harinya dirujuk ke RSUD Dok II Jayapura. (ulo)

0 komentar:

Posting Komentar

Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email:
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
 
 

Visitors

Pengikut