Di Papua, Isu Pendidikan Gratis Menjadi Trik Kampanye Politisi Busuk-Sesat!

Senin, Januari 19, 2009

Penghisapan atas rakyat Papua melalui biaya pendidikan yang mahal dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi saat ini menjadi perhatian para pejabat dan politisi busuk-sesat di Tanah Papua. Hanya saja, perhatian tersebut bukan untuk membantu meringankan beban dimaksud, tetapi hanyalah trik politik sesaat untuk kepentingan Pemilu 2009. Mereka berkepentingan menarik simpati para pemilih dalam Pesta Demokrasi Penjajah.

Menyusul pernyataan Wagub Papua Alex Hesegem bahwa Pemprov akan membebaskan biaya pendidikan dasar di Papua, Tokoh Milisi Merah Putih yang juga kader Golkar, Yan L. Ayomi mengatakan, tidak hanya pendidikan dasar yang harus dibebaskan biayanya, tetapi juga biaya pendidikan SMA dan SMK dengan alasan, bahwa di jenjang ini dibutuhkan biaya yang tinggi.

“Jadi kami berpendapat jangan hanya pendidikan dasar yang dibebaskan biayanya, tetapi kami meminta Pemprov Papua juga membebaskan biaya pendidikan bagi siswa SMA dan SMK di Tanah Papua,” kata Ayomi seperti dikutip SKH Cepos Edisi Selasa (30/12/08).

Pernyataan Ayomi jelas merupakan trik kampanye terselubung untuk kepentingan dirinya dan Partai Golkar dalam Pemilu 2009 ini karena Golkar telah merumuskan metode berkampanye bohong dengan cara mengangkat isu-isu sentral dari beban hidup rakyat.

“Kita harus melihat dan menganalisa penderitaan rakyat kemudian menjual kembali kepada mereka dalam bentuk kampanye yang dikemas sedemikian rupa agar kita menang mutlak dalam Pemilu 2009 nanti,” jelas Yance Kayame kepada para pendukungnya pada pertengahan tahun lalu.

Yance Kayame adalah politisi busuk-sesat berkapasitas senior dalam Partai Golkar. Ia merupakan arsitek utama dalam merancang berbagai program untuk dijadikan bahan kampanye Partai berlambang Pohon Beringin itu.

Isu-isu gratis, terutama di dua sektor penghisapan yang paling mencekik rakyat yaitu pendidikan dan kesehatan saat ini menjadi bahan kampanye utama para politisi busuk-sesat yang telah terdaftar dalam Daftar Calon Tetap Caleg Pemilu 2009 ini.

Sejak Otsus diberlakukan di Papua, belum ada satu pun program prioritas yang digratiskan. Malah, penghisapan atas rakyat justru terjadi di empat program prioritas yaitu pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan ekonomi rakyat.***

-------------------------------
Sumber:http://wptoday.wordpress.com/2009/01/06/di-papua-isu-pendidikan-gratis-menjadi-trik-kampanye-politisi-busuk-sesat/

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Sebenarnya kita seharusnya berpikir lebih jernih dalam melihat kasus. Apakah hal itu benar-benar seperti itu dan perlu dibuktikan.

Bukannya pendidikan itu penting. Saya rasa Anda mengetahui hal itu. Menurut saya yang penting saat ini, Rakyat Papua dapat memperoleh pendidikan yang merata serta mampu mengaplikasikannya di Papua. Kalau bisa menciptakan dan mengelola wilayah dan bukannya menggantungkan pada pusat. Apalagi dengan memberikan SDM pada perusahaan asing.

Mulailah transisi pendidikan dan implementasi dalam penciptaan alat sendiri terutama alat berat. Saya rasa Jerman merupakan sasaran tujuan pendidikan masyarakat Papua.

Posting Komentar

Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email:
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
 
 

Visitors

Pengikut