Atasi Segera Diare-Kolera di Papua

Kamis, November 13, 2008

Anggota Komisi Kesehatan DPR RI FPKS Zuber Safawi mendesak Pemerintah terutama jajaran Departemen Kesehatan (Depkes) untuk segera mengatasi bencana penyakit diare-kolera yang telah menewaskan 105 penduduk di Kabupaten Nabire dan Paniai, Papua. Bahkan hingga pekan pertama Agustus 2008, tercatat masih ada 718 orang penduduk yang terserang penyakit menular tersebut. “Kejadian luar biasa diare kolera ini sungguh sangat memprihatinkan kita semua. Di saat bangsa Indonesia bersiap-siap menyambut HUT RI ke-63, justru masyarakat di Nabire-Paniai menderita akibat keganasan penyakit ini”, ujar Zuber dalam siaran persnya di Jakarta.

Menurut Zuber, kejadian KLB diare-kolera ini jelas sangat memilukan hati dan membuktikan sistem penanganan penyakit menular yang selama ini dilakukan Depkes kurang berhasil secara optimal. “ Jumlah kematian yang mencapai 105 orang dalam rentang empat bulan membuktikan lemahnya koordinasi, penyuluhan dan antisipasi Dppkes terhadap penyakit tersebut di Nabire dan Paniai. Harusnya Depkes dan kepala dinas kesehatan di Papua bertanggung jawab untuk mengatasi KLB ini secara terpadu sehingga mampu meredam jumlah korban yang meninggal”, tandasnya.

Lemahnya penanganan kasus KLB diare-kolera ini menurut Zuber, akan berakibat semakin banyaknya korban yang jatuh. Oleh karena itu tindakan pencegahan dan pengobatan harusnya lebih cepat dan terpadu sehingga warga yang terinfeksi bakteri diare-kolera dapat segera diobati. “Depkes harus segera menerjunkan tim kesehatan dalam jumlah optimal karena fasilitas dan tenaga kesehatan di sana masih sangat minim. Sehingga korban diare-kolera dapat dengan mudah memperoleh pengobatan kesehatan. Ini juga harus dikoordinasikan dengan dinas kesehatan dan pemda setempat”, pinta Zuber, yang juga anggota komisi IX DPR.

Zuber juga mendesak Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) Depkes untuk menyelidiki dan meneliti kejadian KLB di Nabire dan Paniai ini. Penyelidikan dan penelitian ini dianggap penting untuk mengetahui faktor-faktor penyebab timbulnya KLB dan langkah antisipasinya jika KLB terjadi kembali. “Kita patut mempertanyakan kinerja Depkes karena penyakit diare-kolera itu sebenarnya relatif mudah diobati dan dihindarkan. Jika Pemerintah serius dan cepat mengatasi, KLB diare-kolera di Papua ini mestinya tidak terjadi”, ungkapnya.

Keterlambatan dalam penanganan kasus penyakit menular di Papua dan kasus kesehatan lainnya dalam pandangan Zuber juga akan meruntuhkan citra keseriusan pemerintah dalam memberikan jaminan kesehatan di mata masyarakat. “KLB diare-kolera di Papua ini adalah persoalan serius dan pemerintah wajib menuntaskan. DPR pasti akan mengkritisi dan menanyakan langkah-langkah Depkes penanganan kasus KLB ini”, janji Zuber.
___________________________
Sumber : Kompas.com
Edisi : 15 Agustus 2008


0 komentar:

Posting Komentar

Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email:
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
 
 

Visitors

Pengikut