Mahasiswa PGSD Keluhkan Perkuliahan

Selasa, Juli 08, 2008

TIMIKA – Mahasiswa/i Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang selama ini kuliah di gedung SMP YPPK St. Bernardus di Jalan Cenderawasih, Timika, mengeluhkan jadwal perkuliahan yang dinilai tidak jelas. Selain itu, para mahasiswa/i juga mempertanyakan sejauh mana perjuangan kepengurusan status PGSD itu sendiri.

Dua hal tersebut tadi malam (7/7) disampaikan delapan mahasiswa/i PGSD mewakili rekan-rekannya ketika datang ke kantor Redaksi Radar Timika di Gedung Biru, Nawaripi. Mereka meminta hal itu diberitakan untuk menjadi perhatian agar segera dibenahi.

Mahasiswa PGSD angkatan pertama, Leny Makai bersama Anthonius Degei (mahasiswa PGSD angkatan kedua), Agustina, Mathias Pigome dan rekan-rekannya, mengeluh sebab pasca mereka melakukan demo ke DPRD Mimika bulan April lalu, sampai sekarang jadwal kuliah tidak teratur bila dibandingkan dulu.

"Dulu dari Senin sampai Sabtu kami aktif kuliah. Sekarang ini paling-paling satu minggu kami kuliah empat kali. Pokoknya kalau ada dosen datang baru kami kuliah, kalau dosen tidak datang ya kami tidak kuliah," papar Leny dibenarkan rekan-rekannya.

Ketidakteraturan perkuliahan tersebut dikeluhkan, sebab menurut Mathius Pigome, selama ini mereka merasa selalu berusaha memenuhi kewajiban membayar biaya adiministrasi sementara mata kuliah yang mereka terima tidak seperti dulu lagi.

Ketidakjelasan jadwal kuliah itu menurutnya telah membuat sekitar 20 temannya mengundurkan diri. Bahkan, kata Mathias, ada dua orang rekannya yang mundur karena merasa bersalah kepada orang tua mereka yang telah berjuang mengumpulkan uang untuk biaya kuliah, sementara anaknya tidak mendapat pendidikan yang sepadan.

"Dosen siapa yang datang, baru kami kuliah. Kalau tidak ada (tidak ada dosen datang, red), ya tidak ada yang kuliah," kata Mathias.

Selain itu, Leny Makai tadi malam mengatakan dalam pertemuan April lalu, dijanjikan bulan September mereka akan mendapat kabar soal kejelasan status PGSD tersebut. Sehingga, kemarin Leny dkk mempertanyakan sudah sejauh mana kepengurusan status PGSD tersebut.

"PGSD terdaftar atau tidak, kami belum tahu. Kami mau wisuda atau tidak, kami belum tahu," keluh Leny.

Mereka berharap perkuliahan PGSD segera lancar kembali dan status PGSD jelas sehingga mereka merasa tenang melanjutkan pendidikan demi masa depan.

Berikutnya, Leny dan rekan-rekannya meminta kepada Rektor PGSD, Drs. Mathias Mote untuk bertanggung jawab mengurus perkuliahan para mahasiswa PGSD angkatan pertama, kedua dan ketiga. Mereka tidak ingin Mathias Mote tergabung dalam Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) kemudian perkuliahan para mahasiswa/i tersebut terlantar. (qq)
--------------------------------------------
Sumber:radartimika.com

0 komentar:

Posting Komentar

Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email:
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
 
 

Visitors

Pengikut