Kelulusan Siswa Jangan Dilihat dari Hasil Ujian Nasional

Senin, Juni 23, 2008


Oleh : Arman Rachmadi

Pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) diharapkan untuk tahun berikutnya dalam menentukan kelulusan siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) tidak ditentukan dari semata-mata hasil Ujian Nasional (Unas), tapi ada ketentuan lainnya yang menentukan lulus tidaknya siswa.

"Kami mengharapkan ke depannya, kelulusan siswa SMU tidak semata-mata ditentukan dari hasil Unas, tapi juga harus dipertimbangkan faktor kelulusan mulai dari akumulasi nilai siswa sejak kelas 1 sampai kelas 10 SMU," kata Kepala SMUN 10 Jakarta Pusat Sukandi kepada Harian Online Kabar Indonesia (HOKI) di ruang kerjanya (21/6).


Pemerintah lanjut Sukandi, juga harus menghargai guru yang mengajar dan memberikan nilai mulai dari siswa kelas satu sampai kelas tiga SMU (istilah SMU sekarang, kelas 10 sampai kelas 12). Menurutnya, terlalu ekstrim jika kelulusan siswa tersebut hanya ditentukan dari nilai Unas, padahal ada sisi lain yang harus diperhatikan secara keseluruhan, seperti nilai perilaku dan sikap siswa dan akumulasi nilai pelajaran siswa SMU.

Sukandi menambahkan, siswa yang tidak lulus di SMUN 10 ada 45 orang dari 109 siswa kelas 3 yang mengikuti Unas. Pada umumnya kata Sukandi, siswa SMU 10 dihadapkan factor psikologi ketika menghadapi ujian, padahal ia menilai secara materi, siswa siap mengikuti ujian dengan sebealumnya mengikuti berbagai bimbingan belajar intensif.

"Secara materi saya yakin mereka (siswa) siap, tapi begitu mereka melihat soal ujian sudah takut, ditambah siswa ketakutan dilihat oleh pengawas ujian, sehingga mereka down dan otak mereka jadi blank," ujarnya. Tapi lanjutnya, bagaimanapun ia menyambut positif program Unas ini untuk menghadapi tantangan global dan walaupun awalnya Unas ini sempat ditentang, ia yakin lama-kelamaan siswa dan masyarakat akan terbiasa dengan Unas ini.

Stretagi yang akan dilakukannya untuk meningkatkan angka kelulusan siswa dalam Unas, di antaranya dengan mempersiapkan kualitas belajar mulai dari siswa kelas 1 sampai kelas 3 SMU secara intensif.
------------------------------------------------------------------------------------
sumber: http://kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&dn=20080623224838

0 komentar:

Posting Komentar

Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email:
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
 
 

Visitors

Pengikut