BBM Naik 27,8%: “Tong Rakyat Kecil Manderita”

Sabtu, Mei 24, 2008

Nabire (Selangkah)--Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) secara resmi pada tanggal 24 Mei 2008, dengan rata-rata presentase kenaikan sebesar 27,8% dinilai benar-benar memberatkan rakyat kecil. “Indonesia benar-benar jadi gila. Indonesia sedang menuju kepada suatu situasi yang tidak menentu. Ya…pejabat dong uang banyak jadi tra papa. Tong rakyat kecil, menderita,” kata seorang bapak di Nabire.

Kenaikan BBM yang ketiga kalinya sejak zaman pemerintahan presiden SBY ini benar-benar membuat rakyat sedih. “Kan ini yang ketiga kalinya sejak SBY jadi presiden. Pemerintah telah menaikkan harga BBM pada 1 Maret 2005 dengan kenaikan rata-rata sebesar 30%. Kemudian pada tanggal 1 Oktober 2005 pemerintah menaikkan kembali harga BBM dengan kenaikan rata-rata sebesar 100%. Sekarang naik 27,8%. Katanya mau sejahterakan rakyat. Kok malah membuat rakyat menderita. Tahun 2009 ngak udah memilih aja. Sama aja kok,” seorang warga Transmigrasi Jawa di daerah Girimulyo Nabire ketika antre bensin yang naik dari Rp5000 menjadi Rp7000 secara tiba-tiba.

Hingga saat ini, di Nabire, walaupun belum ada penetapan resmi tetapi segala kebutuhan pokok serta ojek sudah naik. Harga ojek misalnya, yang sebelumnya Rp3000 sudah menjadi Rp5000. “Sekarang BBM naik mas. Kita juga beli bensin mahal jadi,” kata seorang tukang Ojek asal Jawa ini.

Mengapa BBM Naik?

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga BBM di tahun 2008. Pertama, dari sisi teknis, kelangkaan BBM terjadi karena supply BBM bersubsidi berkurang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan lokal dan nasional. Berkurangnya supply BBM disebabkan adanya program konversi minyak tanah ke gas LPG dan terjadinya goncangan harga minyak dunia. Kedua Meningkatnya harga minyak dunia sebesar 40% hanya dalam waktu empat bulan, menyebabkan kemampuan finansial Pertamina mengimpor minyak mentah dan BBM menjadi sangat terbatas. Akibatnya Pertamina tidak dapat memenuhi kebutuhan kilang minyaknya yang berdampak pada berkurangnya pasokan BBM. Dalam APBN 2007, alokasi BBM bersubsidi sudah dikurangi pemerintah dari semula 37,9 juta kilo liter pada tahun 2006 menjadi 36,9 juta kilo liter pada tahun ini.

Setelah BBM Naik otomatis diikuti dengan kenaikan sejumlah barang-barang kebutuhan pokok yang sekarang harganya sudah melambung menjadi semakin melambung. Semoga pemerintah mendengar jeritan masyarakat kalangan bawah yang semakin tertekan hidupnya. [yer/Selangkah]

0 komentar:

Posting Komentar

Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email:
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
 
 

Visitors

Pengikut