Pemerintah Biayai Siswa, Mulai Dari Ujung Rambut Hingga Kaki

Kamis, April 24, 2008

Manokwari - Sejak dua tahun berjalan ini, Pemerintah Daerah Teluk Bintuni menerapkan program pendidikan gratis, mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga menengah atas (SMA).

Program ini bertujuan untuk merangsang sekaligus mempermudah anak-anak untuk bersekolah. Atau dengan kata lain tak ada istilah, soal ekonomi menjadi ganjalan utama hingga tidak bersekolah.

Hal ini diakui Bupati Teluk Bintuni, drg. Alfons Manibui, DESS. Ia menjelaskan pemerintah daerah tetap memperhatikan sektor inti, salah satunya adalah pendidikan.
Alasan utama hingga diterapkan program ini, jelas bupati, karena pendidikan itu berangkat dari keluarga yang kondusif. “Bagaimana kalo seandainya ekonomi saja sudah terjepit, tapi di sisi lain ada tuntutan untuk bersekolah. Dan ini yang coba kita (pemda,red) untuk menjawabnya,” jelasnya saat ditemui Cahaya Papua, belum lama ini.

Ia menegaskan, program pendidikan gratis ini bukan merupakan sebuah pemanjaan, tapi hanya berbentuk rangsangan. Dan hal ini pada akhirnya akan ditiadakan, jika pendidikan di Bintuni telah berjalan baik.

“Program ini akan berjalan terus, meski siapa yang nantinya menjadi pimpinan di daerah ini. Sebab kalo program ini bagus dan berguna kenapa harus diberhentikan,” jelasnya saat menjawab pertanyaan CP, terkait jaminan jika adanya pergantian pimpinan di Kabupaten Teluk Bintuni.

Bila dilihat, program pendidikan gratis ini sungguh luar biasa. Sebab pemerintah membiayai mulai dari ujung kaki hingga kepala siswa. Dan itu berlaku mulai dari TK hingga SMA. Misalnya, untuk siswa SD, pemerintah memberikan subsidi dana sebesar 1 ½ juta, sedang SMP sebesar 3 ½ juta per tahunnya.

“Ini tidak main-main. Dan sudah menjadi komitmen kita untuk mengangkat sektor pendidikan. Selain itu dana yang dialokasikan untuk pendidikan di Bintuni saat ini mengalami peningkatan, dari sekitar 97 miliar menjadi kurang lebih 120 miliar,” tandas Manibui.
Bupati menjelaskan, selain menerapkan program ini, pihaknya juga menggelar sistem pendidikan berpola asrama. Dan ini sudah mulai dilaksanakan di beberapa titik, seperti di Tanah Merah dan Babo.

“Dengan pola asrama ini, kita (pemerintah) berniat untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sebab dengan asrama semuanya akan terpantau,” jelas bupati seraya mencontohkan untuk kelas 1 sampai 3 SD masih berada di rumah (keluarga), tapi menginjak kelas 4 sampai 6 akan masuk ke asrama.(wmr)
---------------------------------------
Sumber:http://cahayapapua.com/?p=274

1 komentar:

ev. posma simanjuntak mengatakan...

Saya sangat setuju program bea siswa untuk siswa dan mahasiswa. Namun perlud di datangkan guru yang berkualitas dan perpustakaan sampai ke pedalaman. Tuhan memberkati. Sola Vide. Ev. Posma. Simanjuntak

Posting Komentar

Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email:
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
 
 

Visitors

Pengikut