YABIMU dan YAPKEMA Studi Banding ke Serui

Minggu, Maret 23, 2008

NABIRE (Selangkah)– Yayasan Bina Mandiri Utama (YABIMU) Nabire dan Yayasan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat (YAPKEMA) Enarotali melakukan studi banding proses pengolahan kopi Robusta/ Arabica di Koperasi Unit Desa (KUD) “Rimba Kakupi” di Kampung Ambaidiru, Distrik Yapen Selatan, Kabupaten Yapen Waropen, Selasa (8/3) lalu.

Studi banding diikuti oleh 6 peserta, masing-masing 3 orang mewakili YABIMU dan 3 orang dari YAPKEMA. Tim berangkat ke Serui dengan Kapal Motor Ngapulu dari pelabuhan Nabire pada 16 Maret dan keesokan harinya tiba di pelabuhan Serui. Tanggal 18 Maret, dengan menggunakan pic up L300, tim berangkat ke tempat studi banding di kampung Ambaidiru (ketinggian 800 kaki di atas permukaan laut). Rabu 19 Maret tim kembali ke Nabire dengan kapal yang sama bersama kepala Oxfam Papua, Bapak Yusuf Kalengkongan.

Kepada media ini, Direktur YABIMU, Ambrosius Degei mengatakan, studi banding proses pengolahan kopi di KUD “Rimba Kakupi” itu diadakan untuk melihat dari dekat bagaimana proses pengolahan kopi mulai dari buah sampai kopi bubuk. Selain itu, YABIMU ingin melihat bagaimana proses kerja dan pembagian tugas (manajemen). Dengan demikian, keberhasilan dan proses kerja dari KUD “Rimba Kakupi” dapat diterapkan dalam pengolahan kopi oleh YABIMU dan masyarakat di Nabire yang telah berjalan satu tahun ini.

Lebih lanjut dijelaskan, studi perbandingan itu merupakan kegiatan lanjutan. YABIMU sebagai LSM yang bergerak lebih fokus pada pengembangan ekonomi kerakyatan, telah mendampingi petani kopi sejak tahun 1999. Terakhir tahun 2007 atas dukungan Oxfam Gb, YABIMU bekerja bersama masyarakat lebih fokus ke kopi dan sudah menjelang setahun. Maka, untuk mengonkretkannya setelah proses penguatan petani kopi, pembentukan jaringan serta koperasi-koperasi, maka tahap berikutnya mendorong proses kopi dari petani sampai bubuk atau bisa dikomsumsi.

Jadi, kata Degei, studi lapangan itu diadakan dalam rangka kepentingan dimaksud di atas. Selain itu juga dalam rangka penguatan kapasitas lembaga, maka Oxfam Gb memfasilitasi studi banding YABIMU dan YAPKEMA ke KUD “Rimba Kukupi” di kampung Ambaidiru Serui.
KUD “Rimba Kakupi” berdampak positif dalam peningkatan kesejahteraan warga Kampung Ambaidiru.
Menurut Kepala Oxfan Papua, Ambaidiru adalah pegunungan di pesisir pantai Papua yang potensial. Keberadaan KUD “Rimba Kakupi” mampu meransang petani kopi membuka lahan-lahan baru untuk penanaman kopi. KUD “Rimba Kakupi” dapat membendung (melindungi) petani dari sirkulasi harga pasar. Keberadaan KUD itu juga sedikitnya dapat meningkatkan kesejahteraan warga setempat, khusunya untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan memenuhi kebutuhan anak-anak sekolah mereka.

KUD “Rimba Kakupi” memiliki semangat untuk terus inovasi baik pengelolaan manajemen koperasi maupun alat-alat yang digunakan. Mereka mempunyai moto, “Kami orang kampung harus membuat sesuatu yang orang kota tidak bisa buat”.

”Selama ini belum ada perhatian yang serius dari pemerintah. Seandainya ada perhatian yang serius, kami ingin terus mengembangkan yang lebih canggih, terutama alat-alatnya,” kata salah satu anggota KUD.
Yang menjadi pelajaran berharga bagi kedua LSM ini antara lain, (1) proses pengelolaan kopi mulai dari buah sampai kopi bubuk; (2) pembagian beban kerja (manajemen kerja) yang jelas. Setiap bagian memiliki tanggung jawabnya masing-masing; (3) KUD “Rimba Kakupi” memainkan peran yang stratgis untuk mengurangi beban kerja masyarakat; (4) KUD “Rimba Kakupi” mampu dapat membendung (melindungi) petani dari sirkulasi harga pasar yang tidak sehat; (5) keberadaan KUD “Rimba Kakupi” sedikitnya dapat meningkatkan kesejahteraan warga setempat, khusunya untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan memenuhi kebutuhan anak-anak sekolah; dan (6) semangat kerja dan inovasi alat. KUD “Rimba Kakupi” memiliki semangat yang tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan warga kampungnya. Mereka juga memikili daya inovasi yang tinggi. Jadi, beberapa pelajaran penting yang didapatkan dari KUD “Rimba Kakupi” dapat diterapkan dalam proses pengelolaan kopi arabica oleh YABIMU dan masyarakat di Nabire. (yer)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

di daera saya tamba salah satu dusun di sumetra utara hampir sama kedaannya dengan di papua..alat yang digunakan masih sangat sederhana.padahal ini sudah zaman tehnologi canggih.saya berharap sekali ada alat yang bertenagakan mesin untuk proses penggilinga kopi.demi kelancaran bertani kopi

Posting Komentar

Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email:
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
 
 

Visitors

Pengikut