PKBM KOBOUGE GELAR PELATIHAN KF DAN PAUD: "Kami Ingin Ada Pelatihan Lanjutan"

Kamis, Februari 28, 2008

Bomomani–(Selangkah)—Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) KOBOUGE Bomomani, Mapia (pedalaman Nabire Papua) menggelar pelatihan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan keaksaraan fungsional (KF) bertema ”Revitalisasai Anak Bangsa Menuju Hasrat Masyarakat Melalui PAUD dan Keaksaraan Fuungsional” selama dua hari (17-18 Desember 2007) di gedung Sekolah Dasar (SD) Inpers Bomomani.

Pelatihan yang diikuti oleh 80-an peserta tutor PAUD dan Pemberantasan Buta Huruf (PBH) dari enam distrik wilayah pedalaman (wilayah II) kabupaten Nabire itu, dibuka secara resmi oleh Kapolsek Bomomani, M Syukur mewakili kepada distrik Mapia.”Kegiatan ini merupakan satu usaha hebat untuk mengejar ketertinggalan pendidikan. Maka, saya sambut baik kegiatan ini,” kata M Syukur mengawali sambutannya.

“Kebodohan itu dekat dengan kemiskinan, maka Bapak dan Ibu yang hadir di sini agar memberikan dukungan kepada anak-anak di lingkungan keluarga maupun di sekolah. Anak-anak yang belum sekolah diusahan untuk masuk sekolah. Apakah nanti mau menjadi pegawai atau pedagang itu urusan nanti. Yang penting anak-anak Anda dampingi dengan baik dan minimal bisa membaca dan menulis. Jangan menyerah, selama ada kemauan kita pasti bisa,” kata Syukur.
Hadir sebagai pembicara Bapak Frans Tekege, ketua PKBM Kobouge---jabatan ketua telah diganti dengan Primus Butu---dengan materi penguatan PKBM, Bapak Zacharias Petege, Penilik Pendidikan Luar Sekolah (PLS) dengan materi pelatihan pembrantasan buta huruf (PBH)”, Bapak Mudestus Wakay Kasubdin PLS Kabupaten Nabire arahan umum kebijakan pemerintah tentang PAUD dan KF, dan Yermias Degei, sekretaris Komunitas Pendidikan Papua (KPP) dengan materi PAUD dan Kelompok Bermain.

Ketua panitia pelatihan, Primus Butu mengatakan, panitia telah mengundang pembicara dari Dirjen Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (PLSP) Departemen Pendidikan Nasional, namun pihak yang diharapkan sibuk dengan laporan akhir tahun sehingga tidak sempat datang. Tetapi, katanya, kegiatan ini merupakan rangsangan awal, maka pada pelatihan lanjutan akan berjuang menghadirkan pembicara langsung dari Dirjen PLSP, Depdiknas. Katanya, supaya mereka (orang Jakarta) bisa melihat kondisi perjuangan kami untuk pendidikan.
”Kita sebagai orang tua pasti punya harapan bahwa anak harus menjadi cerdas. Maka, walaupun panitia mengalami kekuarangan untuk pelaksanaan kegiatan ini tetapi, kami akan tetap laksanakan. Kita merindukan perubahan itu telah lama. Maka dekorasi dengan koteka dan moge itu artinya kita masih dalam situasi itu. Kalau kita tunggu pemerintah kapan kita bangun. Sekarang kita harus lakukan dari bawa melalui PKBM. Kalau kita lakukan sesuatu, maka pemerintah akan memperhatikan kita,” kata guru SD Inpres Bomomani itu.
Dia juga mengatakan, memang selama ini ada banyak uang dari pusat (uang Otonomi Khusus), namun uang itu hanya terbang-terbang di udara dan kembali ke Jakarta. ”Walaupun dalam kondisi yang sulit, kita harus membangun kampung kita sendir. Bapak dan Ibu datang dari jauh itu karena ada niat. Bapak dan Ibu punya nama akan diukir. Apapun kegiatan baik yang Bapak dan Ibu lakukan itu akan terukir di dunia maupun di akhirat,” katanya memotivasi.

“Bagi wilayah pedalaman, pelatihan seperti ini hal baru, maka kegitan dapat menjadi ransangan awal. Ke depan kita mengharapkan ada kegiatan-kegiatan seperti ini. Selama ini masyarakat pedalaman dianggap tertinggal karena kurangnya informasi baik melalui media maupun melalui pelatihan-pelatihan sehingga melalui PKBM yang ada kami terus berusaha,” kata Primus optimis.
Kacapdin distrik Kamuu, Amatus Dumupa justru mengapresiasi Frans Tekege (ketua PKBM lama) dan ketua panitia Primus Butu. ”Kami mengucapkan terima kasih karena selama ini belum pernah ada kegiatan seperti ini. Kami tidak tahu tentang PAUD dan keaksaraan fungsional tetapi dengan pelatihan ini kami menjadi tahu. Maka kami harapkan ada pelatihan tingkat lanjut dengan waktu pelatihan3 atau 4 hari,” harap Amatus.
Bapak Amatus Dumupa juga menyoroti perhatian pemerintah daerah Papua terhadap tenaga pendidik di pedalaman SD maupun PAUD. Katanya, pemerintah mengizinkan membuka sekolah baru tetapi tenaga guru tidak diperhatikan, termasuk tutor PAUD. Maka, dia berharap, pemerintah dapat membuka kembali Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan beberapa sekolah sejenis yang mencetak banyak guru yang pengabdiaannya tinggi pada masa lalu. Dia juga mengatakan, jurusan PAUD harus menjadi komitmen pemerintah daerah di kampus-kampus yang ada di daerah Papua. Dia yakin, kecerdasan bangsa itu hanya mungkin dengan pendidikan.

Ibu Meliana Agapa dari Kamuu Barat mengatakan, pelatihan serupa baru pertama kali mengikuti dan seandainya dari dulu ada pelatihan seperti ini pasti kita juga sudah maju. ”Selama ini kami pikir bahwa pendidikan itu hanya di bangku sekolah. Pendidikan itu urusan dengan guru di sekolah. Tetapi ternyata tidak. Pendidikan itu ternyata pada intinya harus kembali kepada keluarga. Mencerdaskan anak itu kembali pada asupan gizi yang kita berikan ketika ibu hamil maupun kepada anak, perhatian, dan pendidikan kita di rumah,” kata Meliana.

Ibu Agapa berharap, pemerintah pusat dan daerah dapat memfasilitasi kami terus-menerus untuk mendapatkan informasi dari luar semakin banyak melalui pelatihan maupun bacaan maka lambat laun kami di pedalaman juga akan maju. ”Kami ingin ada pelatihan lanjutan. Pelatihan itu apakah melalui PKBM induk KOBOUGE maupun langusng ke PKBM-PKBM di tiap distrik.
Alfius Mote dari PKBM KOBUGE justru mengatakan, sebenarnya alat-alat permainan untuk anak usia dini sudah ada di lingkungan kami, namun kami tidak punya contoh model permainan. Maka, dia berharap pelatihan lanjutan yang menujukkan dan sekaligus menunjukkan alat-alat permainan sekaligus cara mendampingi anak dalam bermain. Senada juga diungkapkan Nela Iyai, salah satu tutor PAUD di Bomomani. [yer/Selangkah]

0 komentar:

Posting Komentar

Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email:
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
 
 

Visitors

Pengikut