Minuman Keras Membunuh Generasi Muda Papua

Minggu, Februari 24, 2008

Oleh Marcelino Seti*)


Kalau kita amati di tanah Papua (khususnya di kota Nabire), banyak orang melakukan jual beli minuman keras tanpa merasa minuman itu berbahaya bagi kesehatan jasmjani maupun rohani. Minuman itu ada yang didatangkan dari luar Papua dan ada juga yang di produksi di Papua. Yang didatangkan dari luar Papua misalnya, mensen, vodka, robinson, bir, dan lain-lain. Sementara yang diproduksi di Papua adalah bobo dan lain-lain.
Berdasarkan pengamatan saya, hampir 70% anak Papua telah dan terus mengonsumsi minuman keras. Anak-anak muda Papua sedang terbunuh dan membunuh diri mereka secara jasmani maupun rohani. Namun, pemerintah daerah dan keamanan (kepolosian) di Nabire malas tahu dengan hal ini. Mereka membiarkan generasi muda Papua mengonsumsi munuman keras tanpa menangani hal ini dengan tegas dan serius.

Ini adalah tanda ancaman untuk masa depan tanah Papua. Apa jadinya masa depan tanah Papua, apabila anak-anak muda Papua menjadi pecandu alkohol. Pemerintah dan pihak kepolisian tidak pernah sweeping besar-besaran dan membasmi semua minuman keras dan juga melarang penerimaan kiriman minuman keras dari luar tanah Papua. Aparat juga tidak pernah melakukan penjagaan dan tegas terhadap orang-orang yang membawa minuman keras melalui kapal maupun pesawat.

Menurut pengamatan saya, malahan pejabat-pejabat dan oknum keamanan yang banyak mengonsumsi minuman keras. Bahkan mereka kadang-kadang kerja sama dengan para pemasuk alkohol dari luar Papua. Bagaimana mungkin, kita mau membangun masa depan Papua, apabila pihak-pihak yang dapat dicontoh oleh generasi harus mengonsumsinya. Seharusnya para pejabat yang memberi contoh kepada masyarakat agar masyarakat dapat mengikuti dengan baik. Tetapi, hal itu tidak terjadi di tanah ini (tanah Papua).

Apabila keadaannya seperti itu, maka justru sebaliknya generasi muda Papua yang harus memberikan contoh kepada para pejabat dan keamanan. Sementara itu, kita masyarakat juga jangan membuat atau memroduksi minuman keras lokal seperti Bobo, karena jenis minuman sering menjadi alternatif kedua ketika anak-anak muda tidak ada uang.

Apabila pemerintah dan pihak keamanan tidak memberikan contoh maka, hanya ada satu hal yang bisa generasi muda Papua lakukan, yaitu mari kita jauhi minuman keras demi masa depan kita dan Papua yang tercinta. Teman-teman, keterlibatan dan pembiaran ini adalah mimpi buruk masa depan kita dan tanah kita Papua. Semoga catatan ini dapat berguna bagi kita yang memiliki masa depan yang indah!

*) Siswa Kelas XI IPS Wangari Mathaai, SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Papua

0 komentar:

Posting Komentar

Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email:
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
 
 

Visitors

Pengikut