KBM SMP Negeri I Mapia Belum Berjalan

Minggu, Februari 03, 2008

Nabire (Selangkah)-- Hingga memasuki bulan kedua setelah libur natal dan tahun baru 2007/2008, kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMP Negeri I Bomomani Mapia, pedalaman Nabire masih belum berjalan. Dikabarkan, sejak liburan natal dan tahun baru, para guru yang berlibur ke kota Nabire hingga saat ini masih belum naik ke pedalaman untuk mengajar. Akibatnya, sejak 7 Januari 2008 hingga jelang awal bulan ke dua (Februari) ini para siswa terlantar (KBM belum berjalan).

Beberapa pekan lalu dikabarkan, para siswa melakukan demonstrasi di sekolah dan melempari kaca sekolah. ”Kami demo di sekolah karena tidak ada guru yang mengajar. Semua guru masih di kota (Nabire). Selama satu bulan kami tidak belajar, sementara ujian nasional sangat berat. Kepala sekolah sekalipun baru ke pedalaman pada akhir bulan ini,” kata seorang siswa yang tidak mau disebutkan namanya.

”Saya mau pindah saja ke Nabire. Di atas (SMP Negeri I Bomomani: red) tidak dapat pelajaran, padahal kami bayar. Sekolah lain sudah sekolah seperti biasanya, tetapi kami masih libur. Kami juga akan menghadapi ujian yang sangat berat, tetapi guru tidak mengajar kami. Kalaupunn guru datang, kami harus membantu mencari kayu bakar atau makanan ternak milik pak guru,” katanya.

Ketika ditanya, mengapa para guru masih belum ke tempat tugas, salah satu siswa mengatakan, setiap kali ada liburan para guru selalu ke kota. ”Tidak tahu mereka buat apa. Kelihatannya, dinas pendidikan dan pengajaran juga malas tahu dengan keadaan ini. Kepala sekolah tidak pernah memberikan ketegasan kepada para guru, karena dia juga sama saja. Kepala sekolah selalu saja ada urusan di kota. Hasil laporan belajar (laport) semester ganjil masih belum dapat hingga saat ini. Soalnya wali kelas kami masih di ibu kota kabupaten Nabire. Anak-anak yang mau pindah sekolah sulit, karena wali kelas tidak selalu berada di sekolah,” kata siswa itu.

Seorang tokoh masyarakat dari pedalaman yang tidak mau namanya disebutkan mengatakan, pendidikan di pedalaman Nabire baik SD maupun SMP masih kacau-balau. Pendidikan seakan berjalan sebagai formalitas saja. Para guru masih suka lama-lama di kota. Kadang para siswa terlantar hingga satu atau dua bulan. Perwakilan Dinas Pendidikan dan Pengajaran yang ada di pedalaman jarang melihat soal ini.

”Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten juga terkesan malas tahu dengan keadaan pendidikan di pedalaman. Penyalagunaan dana BOS di sekolah-sekolah jarang ada kontrol yang baik. Mereka jarang melakukan kunjungan langsung di kampung-kampung. Selain itu, pemerintah juga selalu membuat janji kepada para guru, namun hingga saat ini belum tepati,” katanya kecewa. ***

0 komentar:

Posting Komentar

Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email:
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
 
 

Visitors

Pengikut